4 Cara Efektif Membentuk Kebiasaan Hidup Sehat pada Anak sejak Dini

Gaya hidup sehat pada anak bukan hanya soal mendorong makan sayur atau membatasi jajan.

Lingkungan terdekat, terutama rumah, punya peran besar dalam membentuk pola konsumsi, kebiasaan, dan preferensi yang akan mereka bawa hingga dewasa.

Perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Rr. Endah Sri Rejeki, S.E., M.IDEA, Ph.D., menyampaikan bahwa tanggung jawab orangtua sangat besar dalam menciptakan lingkungan yang mendorong anak-anak tumbuh sehat secara fisik dan mental. 

"Kita ingin memastikan bahwa tidak boleh ada sesuatu yang mengganggu tumbuh kembang anak. Apa pun itu, termasuk pola konsumsi yang tidak sehat," kata Endah, dalam diskusi publik bertajuk "Cukaikan MBDK: Terwujudnya Indonesia Emas” yang diselenggarakan oleh Forum Warga Kota beserta KPAI, di Jakarta, pada Rabu (30/7/2025). 

Cara membentuk kebiasaan hidup sehat pada anak

Rr. Endah Sri Rejeki, S.E,M.IDEA, Ph.D. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, membagikan tips bisa ciptakan lingkungan sehat pada anak dimulai dari rumah, dalam edukasi publik Cukaikan MBDK: Terwujudnya Indonesia Emas oleh FAKTA, di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua di rumah untuk membentuk kebiasaan sehat pada anak sejak dini. Simak penjelasan lengkapnya.

1. Berikan contoh, bukan sekadar larangan

Anak belajar dari melihat, bukan sekadar mendengar, Kalau orangtua menginginkan anak menghindari minuman manis, maka orangtua juga perlu menahan diri untuk tidak mengonsumsinya di depan anak.

"Anak-anak itu mencontoh. Jadi enggak bisa orangtuanya cuma bilang jangan, tapi orangtuanya sendiri tetap konsumsi," ujarnya.

Dengan konsistensi memberi contoh, anak akan lebih mudah menyesuaikan diri dan memahami bahwa kebiasaan sehat adalah bagian dari gaya hidup keluarga, bukan hanya aturan sesaat.

2. Batasi minuman manis di rumah

Mencegah anak terbiasa mengonsumsi minuman berpemanis bisa dimulai dengan tidak menyediakan produk tersebut di rumah.

Jika sejak kecil anak terbiasa minum air putih atau jus tanpa tambahan gula, mereka akan memiliki preferensi rasa yang lebih sehat.

"Kalau dari rumah sudah terbiasa manis, nanti anak jadi punya preferensi. Kalau enggak manis, dia enggak mau," katanya.

Endah juga menyarankan, bila terpaksa memberikan minuman manis, sebaiknya dibatasi hanya sesekali, misalnya seminggu cukup satu kali.

3. Ajarkan anak membaca label gizi

Anak-anak sebaiknya dikenalkan sejak dini untuk membaca label komposisi produk sebelum membeli makanan atau minuman. 

Ini bukan hanya soal edukasi gizi, tapi juga untuk membangun kesadaran kritis anak terhadap apa yang mereka konsumsi.

"Kalau kita sudah membiasakan, misalnya mau beli apa pun itu harus baca dulu komposisinya, itu akan membentuk kebiasaan sampai dewasa," tambahnya.

4. Ciptakan lingkungan yang mendukung

Orangtua bisa bekerja sama dengan sekolah, komunitas, atau bahkan forum anak di lingkungan tempat tinggal untuk menyebarkan nilai-nilai gaya hidup sehat.

Teman sebaya memiliki pengaruh besar terhadap keputusan anak, termasuk dalam hal konsumsi.

"Anak-anak itu percaya sama teman-temannya. Jadi forum anak bisa menjadi media edukasi yang efektif. Mereka bisa jadi agen perubahan juga," ungkapnya.

Menuju generasi sehat dan tangguh

Lingkungan sehat tidak tercipta hanya dengan imbauan atau peraturan pemerintah. Kuncinya ada di rumah, dalam setiap keputusan kecil yang diambil orangtua sehari-hari.

Melalui beberapa pendekatan yang konsisten, edukatif, dan kolaboratis seperti di atas, setiap keluarga bisa berperan aktif melindungi anak dari ancaman pola konsumsi yang tidak sehat dan menyiapkan mereka menjadi generasi yang lebih tangguh secara fisik maupun mental.