Belajar dari Kasus Anak Ahmad Dhani, Ketahui Apa Itu Cyber Bullying dan Dampaknya

Musisi Ahmad Dhani dan istrinya, Mulan Jameela, mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Rabu (9/7/2025).
Keduanya mengadukan dugaan perundungan atau cyber bullying yang menimpa putri mereka, SA, di media sosial.
Dalam keterangannya, Ahmad Dhani menyatakan bahwa tindakan tersebut telah melanggar hak anak yang seharusnya dilindungi negara, termasuk dari kekerasan psikis.
Ia bahkan menyebut akan melaporkan seorang psikolog ke polisi atas dugaan keterlibatannya dalam perundungan ini.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan cyber bullying dan seberapa besar dampaknya terhadap anak?

Apa itu cyber bullying?
Menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, cyber bullying adalah bentuk perundungan yang dilakukan di ruang digital, misalnya melalui media sosial, pesan singkat, atau platform online lainnya.
"Cyber bullying terjadi di ruang yang seharusnya menjadi tempat anak merasa aman—yaitu di rumah atau ruang pribadi mereka.," ujar Vera kepada Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Apa perbedaan cyber bullying dengan bullying secara langsung?
Vera mengatakan, tak seperti perundungan konvensional yang bisa berhenti saat anak pulang ke rumah, cyber bullying justru bisa mengikuti anak ke mana pun ia pergi.
Hal ini membuat korbannya merasa tidak punya ruang aman, bahkan di rumahnya sendiri.
"Cyber bullying bisa terjadi 24 jam nonstop dan tersebar luas secara digital. Anonimitas pelaku juga membuat korban merasa makin tidak berdaya. Kalau bullying langsung bisa terhenti saat anak pulang ke rumah, cyber bullying justru bisa terus menghantui meski anak sudah di rumah," lanjutnya.
Dampak cyber bullying bagi kesehatan mental anak
Dampak perundungan daring terhadap anak menurut Vera bisa sangat serius, termasuk:
- Stres dan gangguan tidur
- Rasa cemas berlebih
- Menurunnya kepercayaan diri
- Depresi atau menarik diri dari lingkungan sosial
Dalam jangka panjang, anak bisa mengalami trauma dan mengalami penurunan fungsi akademik maupun sosial.
Langkah yang sebaiknya dilakukan orangtua
Menurut Vera, jika orangtua mengetahui anaknya menjadi korban cyber bullying, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan tidak menyalahkan anak.
"Yang penting adalah mendengarkan cerita anak tanpa menginterupsi. Tunjukkan bahwa kita hadir dan siap mendampingi," katanya.
Lalu, menurut Vera, jika perlu orangtua dapat ikut andil dalam berbagai hal berikut:
- Mendokumentasikan bukti perundungan
- Melaporkan ke platform digital atau pihak berwenang
- Mengajak anak berdiskusi tentang jeda sehat dari media sosial
- Menghindari tindakan impulsif seperti menyita gawai secara sepihak
Kapan perlu ke psikolog?
Jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda seperti murung berkepanjangan, menarik diri, sulit tidur, atau kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa ia sukai, maka konsultasi ke psikolog anak sebaiknya segera dilakukan.
"Penting untuk tidak menunggu anak memburuk dulu. Semakin cepat mendapat penanganan, semakin besar peluang anak pulih," ujar Vera.