Waspadai Speech Delay pada Anak, Ini Penyebab dan Tandanya Menurut Psikolog

Tidak semua anak mengalami perkembangan bicara di usia yang sama. Ada anak yang mulai mengucapkan kata sejak usia satu tahun, tapi ada juga yang baru mulai bicara jelas setelah usia tiga tahun.
Dalam beberapa kasus, keterlambatan berbicara atau speech delay dapat menjadi tanda perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak.
Psikolog Luh Surini Yulia Savitri, S.Psi., M.Psi, menurutkan, speech delay bisa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu genetik dan lingkungan.
"Speech delay itu ada beberapa sebab. Yang pertama itu bisa jadi genetik. Biasanya kita akan tanya dulu apakah ada orangtuanya yang mengalami speech delay juga waktu kecil. Kalau misalnya tidak ada, kita akan meluas ke orang-orang, misalnya kayak kakak, adik dari orangtuanya, nenek, kakek," jelas psikolog yang akrab disapa Vivi kepada Kompas.com, di Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (26/7/2025).
Anak speech delay
Lingkungan bisa jadi pemicu
Speech delay pada anak bisa terjadi jika tidak ada komunikasi aktif dari orang dewasa. Ini saran dan penjelasan psikolog.
Namun jika tidak ditemukan faktor keturunan, maka penyebab speech delay kemungkinan berasal dari lingkungan. Salah satunya, karena anak tidak mendapatkan cukup stimulasi bahasa dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
"Kalau tidak ada yang genetik, artinya itu dari lingkungan. Ada kasus-kasus di mana anak-anak ini menjadi speech delay karena tidak diajak ngobrol sama orang-orang dewasa di sekitarnya," jelas Vivi.
Vivi menekankan pentingnya komunikasi dua arah dalam proses belajar bicara pada anak.
"Saya bilangnya orang-orang dewasa di sekitarnya karena memang ada anak-anak yang diasuhnya oleh mbak, ada babysitter, ada asisten rumah tangga," ujarnya.
Tanpa interaktif aktif dari orang dewasa, risiko keterlambatan bicara bisa meningkat.
Kenali tanda-tanda anak speech delay sejak dini
Orangtua sebaiknya waspada
Dilansir dari emc healthcare, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai orangtua pada anak yang kemungkinan mengalami speech delay. Berikut selengkapnya:
- Secara umum, anak berusia 12 bulan belum menunjukkan gerakan dasar, seperti menunjuk benda atau melambaikan tangan.
- Pada usia 18 bulan, anak lebih banyak menggunakan gestur daripada ucapan. Selain itu, mereka juga kesulitan meniru suara dan memahami ucapan sederhana.
- Memasuki usia dua tahun, anak belum mampu menggabungkan dua kata, dan juga hanya meniru tanpa berbicara secara spontan.
Jika buah hati mengalami tanda-tanda seperti itu, sebaiknya orangtua segera berkonsultasi ke dokter atau ahli untuk mendapatkan penanganan sejak dini.
Gadget membuat anak pasif
Speech delay pada anak bisa terjadi jika tidak ada komunikasi aktif dari orang dewasa. Ini saran dan penjelasan psikolog.
Paparan gadget saat ini juga sebaiknya menjadi perhatian. Vivi menuturkan, menonton melalui layar tanpa interaksi bisa memperbesar risiko speech delay, terutama jika gawai menjadi satu-satunya bentuk komunikasi yang diterima anak.
"Salah satu yang kita bilang komunikasinya tidak dua arah itu adalah gadget. Gadget itu kan si anak akan melihat semua tontonan itu secara pasif kan. Jadi dia diam aja, kemudian dia tonton," kata Vivi.
Ia juga menyoroti pola tontonan masa kini yang semakin cepat dan singkat.
"Semakin ke sini itu tontonannya itu kan yang cuma berapa detik, berapa detik swipe, berapa detik swipe. Jadi anak itu juga tidak mengolah apa yang dia tonton. Dia hanya secara pasif menerima. Nah, di mana dia latihan berbicaranya di situ? Enggak ada latihannya kan," tambahnya.
Tidak semua anak yang main gadget jadi speech delay

Speech delay pada anak bisa terjadi jika tidak ada komunikasi aktif dari orang dewasa. Ini saran dan penjelasan psikolog.
Meskipun begitu, Vivi tidak serta-merta menyalahkan gadget. Ia menekankan pentingnya melihat keseimbangan antara waktu bermain gadget dengan interaksi nyata yang membangun.
"Saya tidak bilang bahwa semua anak yang main gadget itu akan speech delay, enggak. Tetapi kalau itu berlebihan dan tidak ada yang mengajak dia untuk berbicara dua arah dalam satu hari itu, kemungkinan dia untuk menampilkan symptom (gejala) speech delay akan semakin besar," jelasnya.
Anak perlu diajak berbicara, tidak hanya diperlihatkan gambar atau video. Proses komunikasi yang baik adalah yang melibatkan respons dari anak.
"Karena memang yang namanya komunikasi itu kan adalah pesan dua arah," katanya.
Oleh sebab itu, upaya orangtua atau pengasuh dalam mengajak anak bicara, bertanya, dan menanggapi harus menjadi rutinitas sehari-hari.
Speech delay bisa diatasi lebih cepat jika terdeteksi sejak dini dan diberikan stimulasi yang tepat. Bukan hanya tentang kemampuan berbicara, tapi juga bagian dari keseluruhan perkembangan anak dalam berinteraksi dan mengekspresikan perasaan.
Ketika anak hanya dibiarkan bermain sendiri atau menonton tanpa arahan, mereka kehilangan kesempatan penting untuk belajar berkomunikasi.
Dengan demikian, hal paling sederhana dan efektif yang bisa dilakukan orangtua setiap hari adalah mengajak anak berbicara tentang apa pun.