Ponsel Dilarang Dijadikan Babysitter agar Anak Tidak Rewel, Kata PM Singapura

balita, Anak-anak, PM Singapura, screen time, gadget untuk anak, pm singapura lawrence wong, pm singapura minta orangtua tidak beri anak gadget, Ponsel Dilarang Dijadikan Babysitter agar Anak Tidak Rewel, Kata PM Singapura

Perdana Menteri (PM) Singapura, Lawrence Wong, meminta agar orang tua tidak memberikan penggunaan gadget (screen time) pada anak-anak, khususnya usia bayi dan balita.

Dalam pidato National Day Rally (NDR) 2025, ia menyoroti semakin maraknya penggunaan gadget sejak dini yang berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak.

Menurut Wong, bayi dan balita sebaiknya tidak terpapar layar sama sekali. Orangtua pun diimbau tidak menggunakan ponsel atau tablet sebagai "pengasuh digital".

"Untuk bayi dan balita, sains sudah jelas – tidak ada screen time sama sekali. Kita tidak boleh menggunakan ponsel hanya sebagai ‘babysitter’ agar anak diam atau sibuk," ujar Wong saat berpidato di ITE College Central.

Lawrence Wong khawatir anak-anak bisa semakin minim interaksi dengan dunia nyata jika terlalu sering berada dalam dunia digital.

Menurut Wong, kondisi tersebut bisa membuat anak tumbuh lebih terisolasi secara sosial karena kurang berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Selain itu, mereka juga lebih mudah terpapar konten berbahaya yang dapat memengaruhi cara berpikir dan perilaku.

Dampak lainnya bisa berujung pada masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Tidak hanya itu, perkembangan emosi dan keterampilan sosial anak pun dapat terhambat karena minimnya interaksi nyata dengan teman atau lingkungan sekitar.

Dia juga mengingatkan bahwa anak bisa kehilangan interaksinya dengan dunia nyata jika terlalu tenggelam dalam dunia virtual.

Hal ini dapat membuat mereka lebih terisolasi secara sosial, terpapar konten berbahaya, serta menurunkan rasa percaya diri, perkembangan emosi, dan kesehatan mental mereka.

Belajar dari negara lain

Singapura sendiri kini tengah mengkaji aturan pembatasan akses internet dan media sosial untuk anak-anak.

Upaya ini sejalan dengan tren global, di mana sejumlah negara telah lebih dulu mengambil langkah tegas dalam melindungi generasi mudanya.

Amerika Serikat, Inggris, dan China misalnya, telah memberlakukan kebijakan khusus, seperti penetapan batas usia minimum untuk membuka akun media sosial hingga pembatasan jam akses bagi anak ketika bermain gim online.

Wong menegaskan, pemerintah Singapura sedang mempelajari pengalaman negara-negara tersebut untuk melihat mana yang paling efektif, sebelum mempertimbangkan penerapan langkah serupa di dalam negeri.

Selain mengkaji regulasi dari luar negeri, Singapura sebenarnya sudah memiliki pedoman penggunaan gadget untuk anak-anak.

Pedoman ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada (21/2/2025) melalui program Grow Well SG, yang merupakan sebuah strategi kesehatan nasional dan bertujuan mendorong anak-anak serta remaja agar menjalani gaya hidup lebih sehat.

Mendorong aktivitas di luar ruangan

Selain membatasi screen time, PM Wong mendorong agar anak-anak lebih sering melakukan aktivitas fisik. Ia menganjurkan orangtua untuk mendukung kegiatan seperti bermain di taman, olahraga, hingga aktivitas sosial bersama teman sebaya.

"Biarkan anak-anak menjelajah, jatuh bangun, dan bangkit kembali. Dari situ mereka belajar percaya diri di dunia nyata, bukan hanya di layar ponsel," kata Wong dikutip KompasTekno dari Strait Times, Selasa (19/8/25).

balita, Anak-anak, PM Singapura, screen time, gadget untuk anak, pm singapura lawrence wong, pm singapura minta orangtua tidak beri anak gadget, Ponsel Dilarang Dijadikan Babysitter agar Anak Tidak Rewel, Kata PM Singapura

Ilustrasi anak main gadget sebelum tidur. Orang tua disarankan aktif memantau gim online anak dengan memilih sesuai usia, membatasi durasi main, dan memahami fitur interaktif agar anak tidak kecanduan serta tetap berkembang secara sehat.

Batas waktu maksimal anak bermain gadget

Fenomena penggunaan gadget oleh anak-anak sejatinya sangat lumrah di era digital seperti sekarang. Namun, pakar psikologi menegaskan perlunya pengaturan durasi dan pendampingan orangtua.

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Ayoe Sutomo, anak di bawah usia 2 tahun tidak direkomendasikan menggunakan gadget. Kalaupun terpaksa, durasi maksimal hanya 1 jam per hari, dengan konten interaktif dan adanya pendampingan orangtua.

Untuk anak usia 2-5 tahun, penggunaan gadget juga hanya boleh sekitar 1 jam per hari. Orangtua tetap harus mendampingi dan memilih konten interaktif yang merangsang anak untuk berbicara serta berpikir.

Anak usia sekolah dasar bisa menggunakan gadget dengan waktu sedikit lebih fleksibel, yakni 1-2 jam pada akhir pekan. Meski begitu, konten tetap harus terfilter, dan orangtua dianjurkan mendampingi anak agar terhindar dari paparan yang tidak sesuai.

Psikolog sekaligus pendiri Yayasan Cintai Diri Indonesia, Alif Aulia Masfufah, juga menyarankan penggunaan gadget dilakukan di ruangan terbuka atau ruang keluarga, bukan di kamar pribadi.

“Selama di ruang tengah, semua orang bisa melihat anak membuka apa dan bermain apa. Dengan begitu, gadget tidak menjadi sesuatu yang terlalu personal bagi anak,” ujarnya

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!