Klub Elite dan APPI Dukung Pengurangan Pemain Asing di Super League

PSSI, Erick Thohir, Super League, Super League 2025-2026, super league pemain asing, Klub Elite dan APPI Dukung Pengurangan Pemain Asing di Super League

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mendesak perubahan regulasi pemain asing Super League 2025-2026. APPI dan sejumlah klub memberikan dukungan.

Sebelumnya, operator kompetisi kasta teratas Indonesia, I.League, menyatakan bahwa pada musim 2025-2026, klub-klub kontestan Super League dapat mendaftarkan 11 pemain asing.

Dari 11 pemain asing tersebut, delapan di antaranya bisa bermain bersamaan di lapangan.

Regulasi baru Super League, nama anyar untuk kompetisi sepak bola paling bergengsi di Indonesia, tersebut mendapatkan respons dari Ketum PSSI, Erick Thohir. 

Erick Thohir meminta regulasi terkait pemain asing itu direvisi. Ia mengusulkan setiap tim hanya boleh menurunkan tujuh pemain asing secara berbarengan dalam satu laga Super League 2025-2026.

Desakan Erick Thohir kepada I.League, yang musim lalu bernama PT LIB, mendapatkan dukungan dari sejumlah klub, di antaranya Bali United, Arema FC, Persijap Jepara, PSM Makassar, Persita Tangerang, dan Persija Jakarta.

“Saya dukung usulan yang ditekankan Ketum PSSI karena pengurangan jumlah pemain asing dari 8 menjadi 7 adalah bagian dari pendekatan strategis untuk menjaga keseimbangan antara kualitas kompetisi dan komitmen terhadap pengembangan pemain lokal."

"Termasuk peningkatan peran pemain U23 di level klub,” ujar Presiden PSM Makassar, Sadikin Aksa, dalam rilis yang diterima KOMPAS.com pada Kamis (17/7).

Pieter Tanuri selaku pemilik Bali United turut menegaskan bahwa kebijakan ini bukan bentuk pembatasan, melainkan upaya untuk membuka pintu yang lebih lebar buat talenta lokal.

"Peluang bagi pemain muda Indonesia untuk berkembang, menunjukkan kualitas, dan menjadi bagian penting dari masa depan sepak bola nasional. Bali United mendukung penuh kebijakan ini sebagai bagian dari transformasi kompetisi yang lebih sehat dan orientasinya jangka panjang,” kata Pieter Tanuri.

Optimisme juga disuarakan oleh Presiden Persita Tangerang, Ahmad Zaki Iskandar, yang meyakini bahwa pengurangan kuota pemain asing bisa menjadi pemicu bagi pemain lokal untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

“Regulasi baru ini adalah tantangan yang sehat bagi pemain lokal. Dengan berkurangnya kuota pemain asing, kami berharap talenta muda Indonesia bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain dan berkembang."

"Persita mendukung penuh langkah ini sebagai bagian dari transformasi kompetisi yang lebih berimbang dan berkelanjutan,” ujarnya.

Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) juga satu suara. Organisasi yang merepresentasikan hak-hak pesepak bola nasional ini menyorot pentingnya jam terbang yang memadai bagi pesepak bola muda Tanah Air.

Menit tampil yang ideal diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan karier talenta lokal.