Evakuasi Pendaki Asal Swiss Pakai Helikopter, Fasilitas dari Asuransi Pribadi

- Pendaki asal Swiss yang jatuh di Gunung Rinjani, Bennedikt Emmeneger (46), berhasil dievakuasi menggunakan helikopter pada Rabu (16/7/2025).
BE dievakuasi dalam kondisi selamat, meski mengalami cedera patah tulang kaki serta lebam di bagian wajah.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman menuturkan, helikopter yang digunakan untuk mengevakuasi Benedikt merupakan fasilitas dari asuransi pribadi korban.
“Iya, (pakai helikopter dari asuransi pribadi). Biasanya pendaki dari luar negeri mempunyai asuransi pribadi,” kata Yarman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/7/2025).
Benedikt dilaporkan jatuh pada siang hari pukul 11.25 Wita. Ia terpeleset saat berjalan dari Plawangan menuju Danau Segara Anak.
Insiden ini dilaporkan oleh pemandu dan porter yang mendampingi korban saat mendaki Gunung Rinjani. Tanpa menunggu lama, tim SAR gabungan yang terdiri dari enam orang petugas SAR dan dua orang dari tim medis diterjunkan untuk melakukan evakuasi BE.
Pihak TNGR kemudian melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk permintaan evakuasi jalur udara kepada Kantor SAR Mataram dan pihak Bali Air.
Setelah dilakukan pengecekkan, helikopter dari Bali Air diterbangkan pukul 16.00 Wita dan mendarat di lokasi jatuhnya korban pukul 16.44 Wita
Helikopter terbang membawa korban dari lokasi jatuh menuju Denpasar pukul 17.40 Wita. Selanjutnya, korban dibawa ke RS BIMC Kuta Bali untuk mendapatkan perawatan medis.
Mengapa Juliana tidak dievakuasi menggunakan helikopter?
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.
Video evakuasi Benedikt menggunakan helikopter menjadi perbincangan. Pasalnya, turis asal Brasil, Juliana Marina (27), yang juga jatuh di Gunung Rinjani, gagal dievakuasi dengan helikopter.
Juliana dievakuasi menggunakan metode manual, memanfaatkan tali untuk menjangkau lokasi jurang selama 600 meter.
Meski demikian, Yarman menegaskan, sama halnya dengan insiden yang menimpa Benedikt, helikopter juga dikirim untuk menyelamatkan nyawa Juliana pada akhir Juni lalu.
“Kondisi cuaca tidak memungkinkan saat evaluasi Juliana, padahal ada juga heli yang disiapkan,” kata Yarman.
Adapun helikopter untuk evakuasi Juliana disiapkan dari tim SAR dan PT Amman.