Manifesting, Rahasia di Balik Mimpi Jadi Nyata atau Hanya Ilusi? Ini Kata Psikolog
Praktik manifesting atau manifestasi semakin populer di kalangan anak muda, serta populer dibagikan di media sosial.
Banyak orang memanfaatkan afirmasi, visualization, journaling, dan vision board untuk mewujudkan impian dan tujuan hidup mereka. Namun, apakah manifesting seperti itu benar-benar membantu seseorang untuk sukses?
Apa itu manifesting?
Mengenal manifesting, lebih dari sekadar berpikir positif
Manifesting makin populer di kalangan anak muda. Benarkah praktik ini bisa bantu meraih kesuksesan? Ini kata psikolog, disertai cara manifesting.
Menurut psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., manifesting adalah proses menanamkan keyakinan bahwa seseorang dapat menarik hal-hal positif ke dalam hidupnya melalui niat, fokus pikiran, serta visualisasi.
“Konsep yang paling dikenal adalah law of attraction yaitu anggapan bahwa pikiran positif akan menarik pengalaman positif,” kata Meity kepada Kompas.com, Selasa (29/7/2025).
Namun, Meity menekankan, dalam dunia psikologi, manifesting bukan sekadar berpikir positif dan menunggu keajaiban terjadi.
Proses ini harus disertai dengan tindakan nyata, perencanaan rasional, serta kemampuan beradaptasi.
Manifesting butuh usaha konsisten
Manifesting makin populer di kalangan anak muda. Benarkah praktik ini bisa bantu meraih kesuksesan? Ini kata psikolog, disertai cara manifesting.
Meity menekankan, manifesting memang bisa berdampak positif terhadap motivasi dan fokus seseorang.
Dalam psikologi olahraga, misalnya, teknik mental imagery atau visualisasi sering digunakan atlet untuk meningkatkan kepercayaan diri dan performa.
Begitu pula dengan afirmasi positif dan goal setting (penetapan tujuan), yang sudah lama digunakan dalam praktik psikologi untuk mengubah pola pikir negatif menjadi lebih sehat dan mendorong motivasi internal.
“Misal seseorang menulis setiap malam, 'Saya ingin menjadi dokter yang sukses' akan lebih sadar bahwa inilah arah utama hidupnya. Ini membantunya menyaring aktivitas harian yang mendukung atau mengganggu tujuannya itu,” jelas Meity.
Namun, semua bentuk manifesting ini baru akan efektif jika disertai usaha yang konsisten.
Plus dan minus manifesting
Membantu meningkatkan self-esteem
Manifesting makin populer di kalangan anak muda. Benarkah praktik ini bisa bantu meraih kesuksesan? Ini kata psikolog, disertai cara manifesting.
Meity menjelaskan, praktik manifesting yang dilakukan secara konsisten dan realistis dapat meningkatkan kepercayaan diri (self-esteem), motivasi, serta optimisme seseorang.
“Visualisasi dan afirmasi bisa menjadi bahan bakar untuk bergerak, terutama saat seseorang menghadapi tantangan atau masa sulit,” katanya.
Dalam konsep self-efficacy dari psikolog Albert Bandura, keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri sangat memengaruhi seberapa besar seseorang mau berusaha untuk mencapai tujuannya.
Hati-hati terjebak ilusi
Manifesting makin populer di kalangan anak muda. Benarkah praktik ini bisa bantu meraih kesuksesan? Ini kata psikolog, disertai cara manifesting.
Di sisi lain, terlalu menggantungkan diri pada manifesting juga bisa menimbulkan risiko.
Jika seseorang hanya fokus pada pikiran positif, tanpa menyusun langkah konkret, dampaknya bisa berubah menjadi bentuk ilusi kontrol.
“Manifesting bisa menjadi jebakan jika digunakan sebagai pelarian dari kenyataan. Seseorang bisa saja terjebak dalam harapan kosong, merasa sudah ‘berusaha’ hanya karena sering menulis afirmasi, padahal tidak melakukan apa-apa secara nyata,” jelas Meity.
Menurutnya, penting untuk membedakan antara manifesting yang sehat dan manifesting yang menjebak.
“Yang sehat itu saat harapan dijadikan bahan bakar, bukan pelarian,” katanya.
Pengalaman Callista Aldenia berhasil manifesting
Rajin menulis dalam bentuk jurnal
Manifesting bisa bantu wujudkan impian, jika dibarengegi dengan usaha. Ini penjelasan psikolog.
Salah satu pelaku manifesting yang sudah merasakan manfaatnya adalah Callista Aldenia, seorang desainer muda asal Indonesia.
Sejak kecil, ia terbiasa menuliskan impiannya dalam bentuk jurnal. Salah satu manifestasi terbesarnya adalah ketika ia menuliskan harapan agar karyanya dipakai penyanyi dunia, Billie Eilish.
“Aku nulis di jurnal, berulang-ulang, kalau aku pengen karya aku dipakai Billie. Dan di tahun 2022, stylist-nya Billie beneran ngehubungi aku. Bahkan dia beli delapan pieces,” ujar Callista kepada Kompas.com.
Meski tampak seperti keajaiban, Callista menegaskan bahwa manifesting bukan hanya soal berkhayal.
Ia rutin menulis scripting, membuat vision board, berdoa, dan yang terpenting, bekerja keras setiap hari untuk mewujudkan mimpinya.
“Manifesting itu bukan pengganti kerja keras. Kita harus tetap ngelakuin hal-hal kecil yang menuju ke tujuan kita,” tuturnya.
Tips manifesting sehat menurut psikolog
Lakukan secara sadar dan bertanggung jawab
Manifesting makin populer di kalangan anak muda. Benarkah praktik ini bisa bantu meraih kesuksesan? Ini kata psikolog, disertai cara manifesting.
Jika ingin memulai praktik manifesting, Meity menyarankan agar setiap langkah dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan:
- Tentukan tujuan secara spesifik dan realistis
- Gabungkan afirmasi dan visualisasi dengan rencana tindakan konkret
- Lakukan evaluasi rutin terhadap progres dan strategi
- Kelola ekspektasi dan latih fleksibilitas jika hasil tak sesuai harapan
- Jangan jadikan manifesting sebagai pelarian dari kenyataan
“Gunakan manifesting untuk memperkuat tindakan, bukan menggantinya,” tutur Meity.
Ia juga menekankan pentingnya menerima ketidakpastian dan faktor eksternal dalam hidup, bukan menganggap kegagalan sebagai kesalahan pribadi.
Manifesting bisa menjadi alat bantu yang kuat untuk membangun motivasi, kejelasan arah, dan keyakinan diri, selama itu dilakukan secara realistis, terukur, dan dibarengi usaha nyata.
Seperti halnya mimpi, manifestasi baru akan berarti jika kita juga siap berjalan untuk mewujudkannya.
“Harapan itu penting, tapi jalan menuju harapan tetap harus ditapaki, satu langkah demi satu langkah,” pungkas Meity.
