Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog

baby blues, postpartum depression, depresi postpartum, baby blues adalah, kesehatan mental ibu, kesepian pasca-melahirkan, perubahan hormon setelah melahirkan, cara mencegah baby blues, Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog, Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya, Risiko baby blues, Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit, Risiko depresi postpartum

Momen melahirkan sering dibayangkan sebagai masa penuh kebahagiaan. Namun, bagi sebagian ibu, masa setelah persalinan diwarnai perasaan kesepian dan keterasingan.

Menurut Psikolog Klinis Lintang Tejaratri, S.Psi., M.Psi., kesepian pasca-melahirkan sering kali berakar dari perubahan besar yang dialami tubuh dan pikiran ibu.

“Pasca-melahirkan, seorang ibu itu pasti mengalami perubahan hormonal yang sangat drastis,” kata Lintang saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya

Ibu jadi punya ketergantungan emosional pada dukungan sosial

baby blues, postpartum depression, depresi postpartum, baby blues adalah, kesehatan mental ibu, kesepian pasca-melahirkan, perubahan hormon setelah melahirkan, cara mencegah baby blues, Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog, Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya, Risiko baby blues, Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit, Risiko depresi postpartum

Tidak semua ibu merasa bahagia setelah melahirkan. Kenali penyebab kesepian pasca-melahirkan serta risiko depresi postpartum menurut psikolog.

Perubahan hormon setelah melahirkan tidak hanya memengaruhi tubuh secara fisik, tetapi juga kondisi psikologis.

Lintang menuturkan, pergeseran hormon tersebut membuat ibu memiliki ketergantungan emosional yang tinggi terhadap dukungan sosial di sekitarnya.

“Perubahan hormonal pada ibu pasca-melahirkan akan berpengaruh pada dinamika psikologis ibu pasca-melahirkan yaitu adanya ketergantungan emosional pada dukungan sosial,” ujarnya.

Dukungan ini bisa berasal dari pasangan, keluarga, teman dekat, atau bahkan tenaga profesional.

Ketika dukungan tersebut minim atau tidak ada, risiko gangguan mental pasca-melahirkan meningkat.

Risiko baby blues

Baby blues biasanya muncul pada minggu pertama setelah persalinan

baby blues, postpartum depression, depresi postpartum, baby blues adalah, kesehatan mental ibu, kesepian pasca-melahirkan, perubahan hormon setelah melahirkan, cara mencegah baby blues, Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog, Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya, Risiko baby blues, Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit, Risiko depresi postpartum

Tidak semua ibu merasa bahagia setelah melahirkan. Kenali penyebab kesepian pasca-melahirkan serta risiko depresi postpartum menurut psikolog.

Tanpa pendampingan, seorang ibu rentan mengalami gangguan perasaan ringan yang dikenal dengan istilah baby blues.

“Oleh sebab itu, jika seorang ibu pasca-melahirkan tidak didampingi maka ibu tersebut akan rentan mengalami baby blues,” kata Lintang.

Baby blues biasanya muncul pada minggu pertama setelah persalinan. Kondisinya ditandai dengan mudah menangis, suasana hati yang berubah-ubah, dan rasa cemas berlebihan.

Baby blues itu adalah suatu sindrom gangguan perasaan ringan yang memang sering terlihat dalam minggu pertama setelah persalinan,” tambahnya.

Untuk mencegah terjadinya baby blues, peran suami dan juga keluarga sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman terhadap ibu baru.

Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit

Suami bisa belajar untuk hadir secara fisik dan emosional

baby blues, postpartum depression, depresi postpartum, baby blues adalah, kesehatan mental ibu, kesepian pasca-melahirkan, perubahan hormon setelah melahirkan, cara mencegah baby blues, Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog, Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya, Risiko baby blues, Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit, Risiko depresi postpartum

Tidak semua ibu merasa bahagia setelah melahirkan. Kenali penyebab kesepian pasca-melahirkan serta risiko depresi postpartum menurut psikolog.

Lintang menyampaikan, beberapa rumah sakit saat ini sudah memahami pentingnya dukungan mental bagi ibu pasca-melahirkan.

Oleh karena itu, mereka menyediakan tenaga psikolog yang bertugas khusus mendampingi para ibu.

“Itulah mengapa di beberapa rumah sakit itu sudah disediakan psikolog yang memang ditugaskan untuk mendampingi para ibu pasca-melahirkan,” jelasnya.

Pendampingan ini tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga mencakup edukasi bagi suami.

Di kesempatan ini, suami bisa belajar bagaimana cara yang tepat untuk hadir secara fisik dan emosional untuk ibu baru.

“Tidak hanya untuk mendampingi ibunya saja, tetapi tugasnya juga untuk memberikan edukasi kepada para suami agar selalu mendampingi sang ibu,” lanjut Lintang.

Risiko depresi postpartum

Kesepian pasca-melahirkan yang tak ditangani bisa picu depresi postpartum

baby blues, postpartum depression, depresi postpartum, baby blues adalah, kesehatan mental ibu, kesepian pasca-melahirkan, perubahan hormon setelah melahirkan, cara mencegah baby blues, Kesepian Pasca-Melahirkan Bisa Membahayakan Mental Ibu, Ini Kata Psikolog, Perubahan hormon ibu pasca-melahirkan dan dampaknya, Risiko baby blues, Pentingnya dampingi ibu pasca-melahirkan di rumah sakit, Risiko depresi postpartum

Tidak semua ibu merasa bahagia setelah melahirkan. Kenali penyebab kesepian pasca-melahirkan serta risiko depresi postpartum menurut psikolog.

Kesepian pasca-melahirkan yang tidak tertangani bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, yaitu depresi postpartum.

“Jika seorang ibu pasca-melahirkan tidak ditemani, sendirian, maka setelah dua minggu pertama dan masih mengalami gangguan perasaan yang berubah menjadi postpartum depression,” ucap Lintang.

Depresi postpartum memiliki gejala yang lebih berat dibanding baby blues, seperti kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, kesulitan membentuk ikatan dengan bayi, gangguan tidur, dan bahkan pikiran negatif yang menetap.

Lebih lanjut, Lintang menekankan, dukungan sosial, khususnya dari pasangan, adalah faktor kunci dalam mencegah dan mengatasi kesepian pasca-melahirkan.

Kehadiran orang-orang terdekat dapat membantu ibu merasa dihargai, dimengerti, dan tidak sendirian dalam menghadapi tantangan menjadi orang tua baru.

Pendampingan ini tidak selalu harus dalam bentuk solusi praktis. Terkadang, mendengarkan keluh kesah ibu dan memberikan validasi terhadap perasaannya sudah sangat membantu.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!