3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

baby blues, depresi pasca-melahirkan, gangguan kecemasan, gangguan mental, baby blues adalah, ibu pasca melahirkan, gangguan mental ibu pasca melahirkan, mental health ibu, gangguan mental ibu, depresi pasca-persalinan, 3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

Di balik rasa lega dan bahagia saat momen melahirkan, kesehatan mental ibu pasca-persalinan sering kali luput dari perhatian. 

Perubahan besar pada tubuh, hormon, dan tanggung jawab yang tiba-tiba bertambah bisa memicu berbagai gangguan psikologis. Hal ini disampaikan oleh Psikolog Klinis Maharani Galuh Safitri, S.Psi., M.Psi.

“Perubahan ini bisa memicu gangguan psikologis, seperti baby blues, depresi postpartum, atau bisa juga gangguan kecemasan,” kata Maharani kepada Kompas.com belum lama ini. 

Berikut tiga gangguan mental yang kerap dialami ibu baru, beserta tanda-tanda yang perlu dikenali sejak dini.

Gangguan mental yang sering dialami ibu pasca-melahirkan

1. Baby blues

baby blues, depresi pasca-melahirkan, gangguan kecemasan, gangguan mental, baby blues adalah, ibu pasca melahirkan, gangguan mental ibu pasca melahirkan, mental health ibu, gangguan mental ibu, depresi pasca-persalinan, 3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

Waspadai tiga gangguan mental yang sering muncul setelah melahirkan. Kenali gejala dan cara mengatasinya agar ibu tetap sehat fisik dan emosional.

Baby blues adalah kondisi umum yang dialami sebagian besar ibu baru. Kondisi ini biasanya muncul dalam beberapa hari setelah melahirkan.

Gejalanya meliputi mudah menangis tanpa alasan jelas, cepat lelah, suasana hati yang naik turun (mood swing), dan merasa kewalahan.

Baby blues biasanya terjadi karena perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan, ditambah rasa lelah fisik dan tekanan mental yang baru dialami seorang ibu,” kata Maharani.

Meski umumnya hanya berlangsung singkat, sekitar satu hingga dua minggu, kondisi ini tetap perlu diperhatikan. 

Jika gejala berlanjut atau memburuk, ada risiko berkembang menjadi depresi postpartum.

2. Depresi postpartum

baby blues, depresi pasca-melahirkan, gangguan kecemasan, gangguan mental, baby blues adalah, ibu pasca melahirkan, gangguan mental ibu pasca melahirkan, mental health ibu, gangguan mental ibu, depresi pasca-persalinan, 3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

Waspadai tiga gangguan mental yang sering muncul setelah melahirkan. Kenali gejala dan cara mengatasinya agar ibu tetap sehat fisik dan emosional.

Depresi postpartum berbeda dengan baby blues karena gejalanya lebih berat dan durasinya lebih lama.

“Kalau perasaan sedih atau cemas itu berlangsung lebih dari dua minggu, dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu sudah masuk ke depresi postpartum,” ujar Maharani.

Tanda-tandanya meliputi kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya disukai, merasa bersalah terus-menerus, kesulitan tidur meskipun tubuh lelah, dan kesulitan menjalin bonding dengan bayi.

Depresi postpartum bisa memengaruhi hubungan ibu dan anak dalam jangka panjang jika tidak segera diatasi. 

Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan profesional sangat dianjurkan untuk menghindari keparahan kondisi ibu pasca-melahirkan.

3. Gangguan kecemasan

baby blues, depresi pasca-melahirkan, gangguan kecemasan, gangguan mental, baby blues adalah, ibu pasca melahirkan, gangguan mental ibu pasca melahirkan, mental health ibu, gangguan mental ibu, depresi pasca-persalinan, 3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

Waspadai tiga gangguan mental yang sering muncul setelah melahirkan. Kenali gejala dan cara mengatasinya agar ibu tetap sehat fisik dan emosional.

Selain dua kondisi di atas, ibu baru juga rentan mengalami gangguan kecemasan.

“Beberapa ibu juga bisa mengalami gangguan kecemasan, seperti pikirannya negatif terus, susah rileks, atau rasa takut berlebihan terhadap keselamatan bayi,” ucap Maharani.

Kecemasan ini sering muncul dalam bentuk kekhawatiran yang tidak realistis, seperti takut bayi sakit, celaka, atau mengalami hal buruk, meskipun tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke hal tersebut. 

Jika dibiarkan, rasa cemas ini dapat mengganggu ketenangan ibu dan membuatnya sulit menikmati masa-masa awal bersama buah hati.

Bagaimana cara menghindari gangguan mental pada ibu baru?

Ibu baru harus didukung pasangan, keluarga, dan tenaga profesional

baby blues, depresi pasca-melahirkan, gangguan kecemasan, gangguan mental, baby blues adalah, ibu pasca melahirkan, gangguan mental ibu pasca melahirkan, mental health ibu, gangguan mental ibu, depresi pasca-persalinan, 3 Gangguan Mental yang Sering Terjadi pada Ibu Pasca-Melahirkan Menurut Ahli

Waspadai tiga gangguan mental yang sering muncul setelah melahirkan. Kenali gejala dan cara mengatasinya agar ibu tetap sehat fisik dan emosional.

Maharani menyampaikan, semua gangguan ini bisa diatasi dengan dukungan yang tepat. 

Dukungan dari pasangan, keluarga, dan tenaga profesional sangat membantu proses pemulihan ibu pasca-melahirkan.

“Tentu semua kondisi ini bisa diatasi dengan dukungan yang tepat, baik dari pasangan, keluarga, maupun tenaga profesional,” katanya. 

Bentuk dukungan bisa berupa mendengarkan tanpa menghakimi, membantu mengurus bayi, atau sekadar memberi waktu bagi ibu untuk beristirahat. Hal-hal sederhana ini bisa membuat perbedaan besar pada kesehatan mental ibu.

Yang tak kalah penting, ibu juga perlu mengenali tanda-tanda gangguan mental sejak awal. 

Tak hanya itu, lingkungan sekitar juga tidak boleh menganggap remeh kondisi mental ibu pasca -melahirkan.

“Terpenting adalah mengenali tandanya sejak awal, dan tidak menganggap ini sebagai hal sepele,” tegas Maharani.

Jika gejala menetap atau memburuk, segera temui tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pendampingan dan perawatan yang sesuai.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!