Kisah Callista Aldenia, Berhasil Manfaatkan Manifesting untuk Raih Mimpi

Callista Aldenia tak menyangka, afirmasi yang ia tulis sejak kecil kini satu per satu menjadi kenyataan.
Desainer muda ini pertama kali mengenal konsep manifesting secara tidak langsung saat duduk di bangku kelas 2 SD.
"Aku nulis, 'Suatu saat aku bakal jadi fashion designer terkenal, dan karya aku bisa diliatin ke seluruh dunia'," ujar Callista, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/7/2025).
Waktu itu, ia mengaku hanya iseng dan sekadar mengkhayal. Namun bertahun-tahun kemudian, mimpi itu jadi nyata.
Callista menjadi salah satu praktisi manifesting yang menggabungkan teknik scripting, visualisasi, hingga afirmasi positif ke dalam kesehariannya.
Ia juga menyusun vision board dan rutin menulis jurnal seolah impiannya sudah tercapai.
"Aku nulis goals aku seakan-akan semuanya udah kejadian. Kayak, 'Alhamdulillah aku udah tinggal di London, brand aku go international'," kata Callista.
Salah satu bukti paling nyata dari praktik manifesting-nya terjadi saat karya Callista digunakan oleh penyanyi internasional Billie Eilish.
an aku nulis di jurnal, berulang-ulang, kalau aku pengin karya aku dipakai Billie Eilish. Dan di tahun 2022, stylist-nya Billie beneran nge-contact aku," ujarnya.
Ia bercerita bahwa Billie Eilish bahkan menjadi loyal customer dan membeli delapan koleksi dengan pembayaran melebihi harga.
Menurut Callista yang membuat manifesting berhasil ialah keyakinan dan usaha.
"YAKIN. Kita tuh enggak akan dapat apa yang kita mau, tapi kita akan dapat apa yang kita percaya bakal kita dapat," ujarnya.
Callista Aldenia manfaatkan manifesting untuk capai impian. Psikolog ingatkan, kunci manifesting bukan sekadar afirmasi, tapi juga tindakan nyata.
Manifesting dalam kacamata psikologi
Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., menjelaskan bahwa manifesting dalam kacamata psikologi merupakan keyakinan untuk menarik hal positif ke dalam hidup melalui niat, fokus pikiran, dan visualisasi.
Konsep ini populer lewat law of attraction, namun Meity menegaskan bahwa dalam dunia psikologi, pikiran saja tidak cukup.
“Bukan hanya pikiran yang dapat mengubah realitas kayak abrakadabra secara ajaib,” ujar Meity.
Ia menambahkan, manifesting dapat berdampak positif jika disertai dengan tindakan nyata dan perencanaan yang melibatkan rasionalitas.
Ia mencontohkan teknik mental imagery yang digunakan dalam psikologi olahraga, di mana atlet membayangkan keberhasilan sebelum bertanding untuk meningkatkan performa dan kepercayaan diri.
Teknik afirmasi positif dan penulisan tujuan (goal setting) juga dikenal dalam psikologi sebagai cara membangun komitmen dan motivasi.
“Seseorang boleh membayangkan dirinya sukses, namun kesuksesan itu dapat tercapai jika ia menetapkan tujuannya secara spesifik dan realistis, menyusun rencana tindakan, dan konsisten dalam usahanya,” tegas Meity.
Callista Aldenia manfaatkan manifesting untuk capai impian. Psikolog ingatkan, kunci manifesting bukan sekadar afirmasi, tapi juga tindakan nyata.
Tidak cukup dengan harapan
Bagi Callista, keberhasilan manifesting bukan hanya soal percaya, tapi juga kerja keras.
"Manifesting itu bukan ngayal kosong. Harus ada effort yang setara sama keinginan kita," ujarnya.
Ia percaya bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan mendekatkannya pada impian.
Senada dengan itu, Meity mengingatkan bahwa terlalu percaya pada manifesting tanpa tindakan bisa berisiko.
“Manifesting bisa menimbulkan ilusi kontrol yang keliru, dapat menurunkan fungsi adaptif seseorang dalam menghadapi hidup, hanya menunggu bulan jatuh,” ungkapnya.
Manifesting yang sehat, lanjut Meity, adalah ketika seseorang menggunakan harapan sebagai bahan bakar, bukan pelarian.
“Visualisasi, afirmasi, dan niat adalah awal untuk memulai, namun perubahan hidup itu memerlukan usaha, ketekunan, dan kemampuan beradaptasi,” ujar Meity.
Jaga realisme dan kendali diri
Callista menekankan pentingnya menjaga ekspektasi saat mempraktikkan manifesting.
"Jangan terlalu berharap sampai kamu terikat. Karena kalau terlalu berharap, kamu jadi gampang kecewa," ujarnya.
Letting go atau berserah menurutnya menjadi bagian penting dari proses ini.
Meity pun mengingatkan agar manifesting dilakukan secara sadar dan realistis.
“Gunakan afirmasi/visualisasi untuk penguat tindakan anda, bukan pengganti tindakan,” sambung Psikolog Meity.
Jika seseorang merasa terjebak dalam harapan kosong, Meity menyarankan refleksi, evaluasi, atau berkonsultasi dengan psikolog atau mentor terpercaya.
Awali dari tujuan hidup
Bagi yang baru ingin mencoba manifesting, Callista menyarankan untuk mulai dari mengetahui apa yang benar-benar diinginkan.
“Karena manifesting itu linear banget sama life purpose. Kalau kamu udah tau apa yang kamu mau, kamu jadi lebih passionate ngejalanin hari,” ujarnya.
Setelah itu, lanjut Callista, tuliskan impian, buat vision board, dan tetap konsisten berusaha setiap hari.
“You have to SEE it to BELIEVE it,” tutupnya.