Iklan ‘Good Jeans’ Sydney Sweeney Tuai Kritik, Dinilai Angkat Standar Kulit Putih

Kampanye iklan terbaru American Eagle Outfitters yang dibintangi aktris Euphoria Sydney Sweeney memicu perdebatan publik di Amerika Serikat.
Mengusung slogan “Sydney Sweeney has great jeans”, iklan ini dikritik karena dianggap memperkuat standar kecantikan kulit putih berambut pirang.
Permainan kata yang memicu kontroversi
Mengutip dari Associated Press News, dalam salah satu video promosi, Sweeney berjalan di depan billboard bergambar dirinya dengan tulisan “Sydney Sweeney has great genes” sebelum mencoretnya menjadi “jeans”.
Selain itu, ada video teaser di media sosial yang menampilkan Sweeney mengatakan kalimat berikut, sehingga memicu kontroversi.
“Gen diwariskan dari orang tua ke anak, sering menentukan warna rambut, kepribadian, bahkan warna mata. Jeans-ku berwarna biru," ujar Sweeney dalam video iklan tersebut, dikutip dariAssociated Press News, Kamis (31/7/2025).
Permainan kata “genes” dan “jeans” ini menuai kritik karena dinilai menyinggung isu rasial dan eugenika, gagasan keliru yang dulu menganggap manusia bisa “disempurnakan” lewat pemilihan sifat genetik tertentu.
Marcus Collins, asisten profesor pemasaran di Ross School of Business, Universitas Michigan, menilai kontroversi ini bisa dihindari jika American Eagle melibatkan model dari berbagai latar belakang ras.
“Ini bisa dibilang ketidaktahuan, kemalasan, atau memang disengaja. Tapi ketiganya sama-sama tidak bagus,” kata Collins, dikutip Associated Press. Iklan ?Good Jeans? Sydney Sweeney tuai kritik karena dianggap menonjolkan standar kecantikan kulit putih. Simak selengkapnya.
Kritik tentang standar kecantikan Barat
Selain isu permainan kata, sejumlah akademisi menilai iklan ini menonjolkan citra kecantikan yang sempit, berpusat pada perempuan kulit putih berambut pirang dan bermata biru.
Shalini Shankar, antropolog budaya dan linguistik dari Northwestern University, menilai kampanye ini berpotensi membatasi representasi kecantikan di media fesyen.
“American Eagle, sepertinya, ingin menampilkan citra aspiratif untuk tipe orang kulit putih berprivilege tertentu,” ujarnya.
“Itulah pesan yang mereka sebarkan untuk konsumen denim mereka," sambung Shalini Shankar.
Kritik ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa tren keberagaman dalam iklan fesyen mulai memudar di AS.
Sejumlah pakar pemasaran menyebut, setelah gelombang kampanye inklusif pasca-protes George Floyd pada 2020, beberapa merek kembali mengedepankan model kulit putih dalam promosi mereka.
Sensasi yang bisa berbalik arah
Kampanye “Good Jeans” hadir di tengah tantangan bisnis bagi American Eagle. Perusahaan melaporkan penurunan penjualan 5 persen pada kuartal Februari–April dibandingkan tahun lalu.
Meski saham sempat naik setelah pengumuman kolaborasi dengan Sweeney, kontroversi ini memunculkan pertanyaan tentang dampak jangka panjang terhadap citra merek.
Myles Worthington, CEO agensi kreatif WORTHI, menilai sensasi ini bisa kontraproduktif.
“Mereka mungkin berpikir ini akan jadi momen emas mereka. Tapi justru kebalikannya, ini bisa merusak citra merek,” ungkapnya.
Meski demikian, pakar lain menilai sorotan publik, positif maupun negatif, tetap bisa menguntungkan bila dikelola dengan strategi yang tepat.