Komentar Gaikindo Soal Fenomena Rojali dan Rohana di GIIAS 2025
GIIAS 2025 berhasil menyedot perhatian berbagai pihak. Hal itu karena banyak mobil-mobil baru yang melantai di ICE BSD, Tangerang.
Menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama 11 hari pameran tercatat ada 485.569 pengunjung.
Angka di atas diklaim melampaui jumlah tahun lalu. Sebab di GIIAS 2024 hanya ada 475.084 orang saja.
Gaikindo menyorot bahwa jumlah pengunjung GIIAS 2025 memang diprediksi lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Bahkan pihak Gaikindo mengatakan angka pengunjungnya dijaga agar tidak membludak. Hal itu demi memberi rasa nyaman ke semua pihak selama pameran berlangsung di ICE BSD, Tangerang.
Kendati demikian bertambahnya jumlah pengunjung GIIAS 2025 tidak diimbangi dengan transaksi atau angka penjualan kendaraan.
Meskipun belum dijelaskan secara rinci berapa jumlah transaksi di sana. Namun Gaikindo meyakini pembelian kendaraan roda empat dan dua turun di GIIAS 2025.
“Kalau saya lihat dari segi transaksi kelihatannya agak turun. Memang situasi ekonomi (sekarang) agak berat,” ucap Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Tak heran jika muncul istilah rombongan jarang beli (Rojali). Kemudian juga rombongan hanya nanya (Rohana) merebak di GIIAS 2025.
Gakindo pun memberi penjelasan mengenai fenomena Rojali dan Rohana yang diduga terdapat selama GIIAS 2025.
“Tidak lah saya bilang itu tidak (ada). Karena tujuan kami adalah untuk mengejar yang namanya pengetahuan mengenai otomotif kepada pengunjung,” lanjut Nangoi.
Nangoi menjelaskan bahwa GIIAS 2025 bukanlah pameran yang ditujukan untuk mengejar transaksi penjualan semata. Hal ini sejatinya membenarkan adanya Rojali, Rohana hingga Rohalus di dalam acara.
Ketua Umum Gaikindo tersebut menuturkan kalau GIIAS 2025 digunakan sebagai sarana buat menyajikan berbagai informasi. Termasuk mengenai teknologi terkini pada kendaraan.
“Selain itu (memamerkan) kendaraan terbaru kepada masyarakat pencinta otomotif, intinya ke sana,” tegas Nangoi.

Namun dengan tingginya jumlah pengunjung dan turunnya transaksi selama GIIAS 2025, menunjukan kalau perekonomian di Tanah Air sedang tidak baik-baik saja.
Sehingga daya beli masyarakat menjadi berkurang beberapa waktu belakangan. Tentu dampaknya penjualan kendaraan roda dua maupun empat baru anjlok.
Para produsen pun harus gigit jari serta menarik ikat pinggang. Kemudian berusaha buat mendongkrak penjualan meski situasi ekonomi sedang sulit.