Dharma Polimetal Minta Pemerintah Tegas Soal TKDN

harga murah, industri otomotif, regulasi TKDN, kendaraan listrik, Dharma Polimetal Minta Pemerintah Tegas Soal TKDN

Memasuki semester kedua 2025, arus masuk kendaraan listrik dari China ke Indonesia kian deras dengan membawa strategi harga murah meski produknya masih dalam bentuk impor secara utuh (completely built-up/CBU).

Di tengah situasi tersebut, emiten komponen otomotif nasional PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) meminta pemerintah untuk lebih tegas dalam penerapan beberapa regulasi seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso, menilai kebijakan TKDN merupakan instrumen penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri otomotif dan perlindungan terhadap pelaku industri komponen lokal yang padat karya. “Misalnya, setelah dua tahun, TKDN harus 40 persen. Insentif (bebas bea impor) kan berakhir di 2025. Jadi seharusnya mulai 2026 sudah wajib 40 persen TKDN, lalu 60 persen di tahun berikutnya. Tinggal bagaimana implementasinya,” kata Irianto yang ditemui di ICE BSD, Tangerang, belum lama ini.

harga murah, industri otomotif, regulasi TKDN, kendaraan listrik, Dharma Polimetal Minta Pemerintah Tegas Soal TKDN

Ilustrasi mobil listrik.

Sementara itu, Direktur DRMA, Darmawan Widjaja, juga menilai bahwa industri otomotif memiliki rantai pasok yang panjang dan luas.

Oleh karenanya, setiap kebijakan yang menyasar sektor ini diyakini dapat memberikan efek domino yang signifikan terhadap perekonomian. “Kalau pemerintah bisa memberikan stimulus seperti dulu waktu Covid, itu akan berdampak besar. Industri otomotif ini rantai pasoknya panjang, dari hulu sampai ke hilir, termasuk ke pemasok komponen,” ujar Darmawan.

Ia menambahkan bahwa kenaikan penjualan mobil tidak hanya menguntungkan produsen kendaraan, tetapi juga akan menggairahkan ekosistem industri pendukungnya, mulai dari pemasok suku cadang, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), hingga sektor logistik dan distribusi. “Saya rasa industri otomotif itu salah satu sektor manufaktur dengan mata rantai yang sangat panjang. Kalau distimulus di ujung, dampaknya bisa sampai ke bawah,” katanya.

Diketahui, berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil nasional sepanjang semester I/2025 masih lesu, di mana total wholesales atau dari pabrik ke diler turun 8,6 persen atau mencapai 374.740 unit secara tahunan.

Dari jumlah itu, kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) tercatat 36.611 unit atau menguasai pangsa pasar 9,77 persen.

Meski pertumbuhannya terbilang pesat dalam empat tahun terakhir, lonjakan tersebut belum cukup untuk mendorong peningkatan volume pasar otomotif secara keseluruhan.

harga murah, industri otomotif, regulasi TKDN, kendaraan listrik, Dharma Polimetal Minta Pemerintah Tegas Soal TKDN

Pabrik mobil Chery Intelligent Connected Mega Factory, di Wuhu, China.

Artinya, merek dan model baru yang datang hanya menggerogoti pasar yang sudah ada.