Subsidi Motor Listrik Belum Jelas, Asosiasi Minta Ketegasan Pemerintah

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi menyatakan bahwa ketidakpastian kelanjutan program subsidi motor listrik berbasis baterai membuat pelaku industri gelisah.
Hal tersebut terbukti dari turunnya penjualan motor listrik yang mencapai 20-40 persen sepanjang kuartal I/2025 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, alias year-on-year (yoy). Sehingga ia meminta pemerintah segera memberikan kepastian.
"Beberapa statement yang disampaikan para Menteri masih memberikan harapan. Tetapi kalau melihat waktunya, kayaknya sudah susah ya untuk tahun 2025 ini. Kita hanya ingin kepastian saja lah," ujar Budi ditemui di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
"Kalau tidak ada, sebenarnya industri siap. Tapi jangan digantung seperti ini. Pembeliannya jadi setop, masyarakat wait-and-see, penjualan jadi terhenti. Harapan kita, kalaupun memang ada disegerakan. Paling penting kita ingin ada kepastian ada apa tidak," lanjutnya.
Apabila memang pemerintah masih belum bisa memberikan kepastian, Budi mengusulkan pengguna motor listrik diberikan insentif non-fiskal seperti pembebasan aturan ganjil-genap, penggunaan jalur khusus, hingga parkir gratis di titik tertentu.
"Kita juga berharap PLN yang berada pada garda terdepan soal infrastruktur kendaraan listrik ini kalau bisa charging station untuk motor listrik diperbanyak," ucap Budi.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa pembahasan subsidi motor listrik masih berlangsung. Diperkirakan, tidak lama lagi aturannya akan dikeluarkan meski belum diketahui skema yang diaplikasikan.
"Memang ada kebijakan insentif yang masih belum jalan, masih di dalam pembahasan pemerintah. Tetapi saya kira itu hanya tinggal waktu saja," kata dia.
Alih-alih potongan harga senilai Rp 7 juta langsung, pemerintah tengah mempertimbangkan skema insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), serupa dengan insentif untuk mobil listrik.