Aismoli Desak Subsidi Motor Listrik Langsung Lanjut Tahun Depan

Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) berharap subsidi motor listrik berbasis baterai yang hendak berlaku pada Agustus 2025 bisa langsung dilanjutkan pada tahun depan.
Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian kepada para pelaku industri dan konsumen, yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan serta mengakselerasi proses transisi menuju penggunaan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
"Kalau benar, maka paling cuma efektif empat bulan kita bisa jualan. Tetapi semoga bisa berlaku untuk tahun depan juga sehingga di Desember kita bisa serap untuk awal tahun 2026," kata Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/7/2025).
Pengunjung Jakarta Fair 2023 melakukan cek penerima Subsidi Motor Listrik
Pemberlakuan subsidi hingga tahun depan juga memberikan keleluasaan bagi industri untuk menyesuaikan produksi agar permintaan (demand) bisa terserap secara optimal.
Mengingat, dalam meningkatkan kapasitas, hal ini cukup memakan waktu dan perlu direncanakan secara matang.
"Tentu ada hubungannya juga dengan produksi untuk suplai. Sebab, kalau permintaan tidak bisa diserap, akan menjadi masalah juga. Sementara saat ini, karena permintaan turun, produksinya juga sedang melambat," ucap Budi.
Adapun menurut catatannya, pada tahun 2024 lalu, penjualan motor listrik bersubsidi mencapai 63.146 unit.
Maka, apabila dirata-rata, dalam satu bulan diperkirakan sekitar 5.100 motor listrik terjual.
Ada subsidi motor listrik dari Yadea selama Jakarta Fair 2023
Oleh sebab itu, jika dana subsidi motor listrik kembali diberikan pada Agustus 2025 nanti, Aismoli memperkirakan penjualan motor listrik setidaknya bisa menyamai capaian tahun lalu yang terjual hingga 5.000 unit per bulan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan bahwa program subsidi motor listrik sudah mendapatkan restu dari Kementerian Keuangan dan akan dibahas lebih lanjut dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam waktu dekat.
Seiring dengan itu, Kementerian Perindustrian pun mematangkan skema subsidi, apakah akan melanjutkan skema lama atau menggunakan opsi insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).
"Berdasarkan rapat terakhir itu, secara langsung disetujui Bu Menkeu. Waktu itu masih mencari angkanya berapa dan masih ada apa enggak," katanya di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
"Setelah disampaikan angkanya tidak besar, kira-kira Rp 250 miliar (anggarannya). Kan jadi tidak terlalu besar, jadi akhirnya beliau (Menkeu) memahami," lanjut Faisol.
Faisol berharap pemberian insentif motor listrik ini bisa segera terealisasi, setidaknya pada Agustus 2025 mendatang. "Kami minta dipercepat. Rapat terakhir itu karena masih fokus musim liburan, Pak Menko akan dijadwalkan setelah liburan ini untuk rapat lagi. Sekitar Agustus, lah," kata dia lagi.