Profil Jonathan Sianipar, Jenderal Bintang 2 TNI Berdarah Batak Toba yang Kini Jabat Pangdam XXIII/Palaka Wira

Aslat Kasad, Mayor Jenderal (Mayjen) Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar
Aslat Kasad, Mayor Jenderal (Mayjen) Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar

 TNI Angkatan Darat (AD) resmi menetapkan enam jenderal bintang dua untuk memimpin enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru. Salah satu yang menarik perhatian adalah Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, yang dipercaya memimpin Kodam XXIII/ Palaka Wira yang meliputi wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa keenam Pangdam baru ini merupakan perwira tinggi dengan rekam jejak memimpin satuan strategis di lingkungan TNI AD. Pembentukan Kodam baru diharapkan dapat memperkuat jangkauan komando, kendali operasi, dan respons cepat terhadap dinamika keamanan di daerah masing-masing.

Prajurit Elit Didikan Kopassus

Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar bukanlah sosok asing di dunia militer. Perwira tinggi ini adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1993 dan merupakan prajurit didikan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) – pasukan elit TNI AD yang reputasinya diakui dunia. Dari namanya, jelas ia adalah keturunan Batak Toba, yang dibuktikan dengan marga Sianipar yang melekat di belakang namanya.

Karier militernya di Kopassus terentang panjang, dari 2007 hingga 2017, dengan sederet jabatan strategis. Sejak berpangkat Mayor, Jonathan dipercaya sebagai Pabandya Ops Kopassus (2007–2008), lalu memimpin Batalyon 13/Grup 1 Kopassus (2008–2009). Ia juga pernah menjabat Dansekomando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) pada 2009–2010.

Melesat di Struktur Komando

Saat menyandang pangkat Letnan Kolonel, Jonathan ditunjuk sebagai Dandenma Kopassus (2010–2011), Waasops Danjen Kopassus (2011–2012), dan Wadan Grup 1/Kopassus (2012–2013). Puncak kariernya di pasukan elit ini datang ketika ia dipercaya menjadi Komandan Grup 1 Kopassus pada 2013, jabatan yang diembannya selama setahun sebelum menjabat Asisten Operasi (Asops) Danjen Kopassus (2014–2016).

Pada 2016, Jonathan mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI) dan kemudian menjadi Perwira Menengah Kopassus. Tak lama setelah itu, ia memegang jabatan sebagai Komandan Resimen Taruna Akademi Militer (Danmentar Akmil) hingga 2018.

Tugas di Wilayah Konflik

Saat berpangkat Kolonel, Jonathan memegang tongkat komando sebagai Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi di Abepura, Jayapura, di bawah Kodam XVII/Cenderawasih Papua. Jabatan ini diembannya dari 2018 hingga 2020, periode yang menuntut kepemimpinan kuat di wilayah dengan situasi keamanan yang dinamis.

Selepas bertugas di Papua, Jonathan ditarik ke Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) sebagai Perwira Menengah Denma, lalu dimutasi ke Kementerian Pertahanan untuk menjabat Direktur Kersinhan di Ditjen Strahan Kemhan.

Dipercaya Panglima TNI dan KSAD

Karier Jonathan semakin menanjak ketika Panglima TNI saat itu, Jenderal Andika Perkasa, menempatkannya sebagai Kepala Staf Divisi Infanteri 1/Kostrad berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/179/II/2022, tertanggal 25 Februari 2022. Kurang dari setahun, ia kembali mendapat kepercayaan untuk menjabat Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, sebelum akhirnya menjadi Asisten Latihan KSAD – posisinya sebelum penunjukan sebagai Pangdam XXIII/Palaka Wira.

Misi Besar di Kodam XXIII/Palaka Wira

Dengan segudang pengalaman, khususnya di pasukan elit Kopassus dan medan operasi strategis, Jenderal bintang 2 ini dipandang sebagai sosok tepat memimpin Kodam baru. Wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat memiliki tantangan keamanan yang kompleks, mulai dari potensi bencana alam hingga isu keamanan yang memerlukan respons cepat.

Kehadirannya diharapkan mampu membawa peningkatan profesionalisme prajurit, memperkuat sinergi dengan aparat setempat, dan memastikan bahwa setiap ancaman terhadap keamanan bisa diantisipasi dengan tepat.