Hyundai Berharap Perang Harga Mereda, Hindari Terjadinya PHK
Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) imbas kondisi ekonomi tak menentu di Indonesia jadi perhatian semua pihak.
Ada berbagai faktor di balik maraknya PHK. Beberapa manufaktur termasuk PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyorot perang harga sebagai salah satu pemicu.
Pihak Hyundai menyebutkan bahwa perang harga dipastikan membuat profitabilitas industri semakin turun.
“Selain harga (mobil) bekasnya turun kan ada sisi profitability. Dari sisi diler kami atau brand secara umum pasti akan menurun,” ucap Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT HMID di Tangerang beberapa waktu lalu.

Merupakan hal yang tak diinginkan, ia menekankan pentingnya keuntungan buat semua pihak terkait mulai dari supply chain, distributor dan diler sehingga biaya operasional terpenuhi.
“Dan tidak terjadi yang namanya PHK atau layoff, karena secara profitability bagus,” tegas dia.
Pemerintah sendiri telah mengimbau beberapa merek otomotif Jepang ternama di dalam negeri agar tidak melakukan PHK, meskipun kondisinya memungkinkan.
Frans menegaskan pentingnya keuntungan untuk biaya operasional perusahaan dan produksi agar PHK bisa dihindari.
“Itu yang kita harapkan dari industri otomotif,” ucap Frans.
Untuk itu, Hyundai disebut tidak akan terlibat dalam perang harga yang tengah memanas di Tanah Air khususnya sejak kedatangan merek Tiongkok.
Di GIIAS 2025 ada merek menurunkan harga jual kendaraanya, atau meluncurkan mobil dengan harga terpaut jauh lebih rendah dibandingkan model serupa di kelasnya.
Apabila terus menerus dilakukan, banyak dampak negatif yang dapat dirasakan baik industri maupun konsumen itu sendiri.
Misal, resale value atau harga jual kembali. Persaingan harga berpotensi membuat banderol mobil bekas semakin anjlok.
“Hyundai tidak akan masuk ke dalam kondisi perang harga. Kami akan memainkan yang namanya services atau value pelayanan kami ke konsumen,” tegas Frans.
Sebagai informasi, di GIIAS 2025 Hyundai meluncurkan Stargazer Cartenz sebagai satu upaya mendongkrak kembali penjualan mereka.
Stargazer Cartenz merupakan versi facelift dari model terdahulu dengan sejumlah ubahan terutama di bagian lampu depan.

Kemudian penambahan fitur-fitur keselamatan diharapkan bisa jadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Indonesia.
Jika dilihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kehadiran Stargazer Cartenz berkontribusi pada wholesales (penyaluran dari pabrik ke diler) Hyundai secara keseluruhan.
Di Juni 2025 wholesales Stargazer hanya 173. Sedangkan pada Juli 2025 naik ke 672 unit dan diklaim mendominasi pemesanan Hyundai di GIIAS 2025.