Evaluasi Penjualan Hyundai Venue di Pasar SUV Ringkas Indonesia

Kesulitan Penjualan Venue di Pasar SUV Ringkas
Di tengah persaingan ketat pasar SUV ringkas yang dipenuhi pendatang baru seperti Suzuki Fronx dan Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid, Hyundai Venue justru menghadapi tantangan besar.
Setelah melakukan debut nasional di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 sebagai SUV segmen A bermesin turbo, performa penjualan model ini menunjukkan penurunan yang signifikan.
Hyundai Venue di IIMS 2025
Desainnya yang modern dan memiliki nuansa city car seharusnya membuatnya menjadi pilihan menarik, tetapi kenyataannya berbicara lain.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi Venue yang tercatat mencapai 22 unit pada Februari 2025, langsung merosot menjadi hanya 6 unit pada Maret.
Selanjutnya, distribusi Venue stagnan di angka 1 unit per bulan dari April hingga Juni 2025.
Total distribusi selama semester pertama 2025 hanya mencapai 31 unit, sebuah angka yang sangat minim untuk model baru yang diharapkan dapat menikmati euforia peluncuran.
Strategi Produk Terbatas Menjadi Penyebab Rendahnya Penjualan
Salah satu penyebab rendahnya penjualan Venue terletak pada strategi produk yang terbatas.
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) hanya menghadirkan satu varian di pasar nasional, yakni dengan mesin bensin 1.0 liter turbo, transmisi otomatis 7-percepatan Dual Clutch Transmission (DCT), dan dibanderol Rp 340 juta on the road Jakarta.
Berbeda dengan pasar India, di mana Venue tersedia dalam tiga pilihan mesin dan beberapa opsi transmisi, hal ini membuat konsumen di Indonesia kehilangan fleksibilitas dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Chief Operating Officer HMID, Fransiscus Soerjopranoto, menjelaskan bahwa Venue saat ini masih dalam status Completely Built-Up (CBU) dan evaluasi tentang potensi produksinya di dalam negeri akan dilakukan ke depannya. "Kita akan coba untuk mempertimbangkan apakah diproduksi di dalam negeri atau tidak. Tapi tergantung nanti bagaimana dengan pabrikan kita dan animo masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Dengan status yang masih diimpor dan tanpa variasi produk, Venue harus bersaing dengan SUV populer lainnya yang menawarkan fitur lebih lengkap dan dimensi yang lebih besar dengan harga yang setara.
Test rive Hyundai Venue di IIMS 2025
Produk seperti Toyota Raize dan pendatang baru seperti Fronx dan Rocky e-Smart Hybrid menunjukkan agresivitas yang tinggi, sementara merek asal Tiongkok seperti Chery Tiggo Cross CSH semakin memperketat kompetisi dengan harga yang kompetitif dan kelengkapan fitur.
Venue Tak Hadir di GIIAS 2025
Ketidakhadiran Venue di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 semakin menguatkan kesan bahwa model ini belum menjadi prioritas bagi Hyundai.
Event besar ini seharusnya menjadi kesempatan untuk memperkuat eksistensi produk di tengah persaingan yang semakin ketat.
Frans menjelaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menyoroti produk yang dianggap lebih potensial.
"Venue tetap ada peminatnya, tapi dia tidak jadi fokus di GIIAS 2025. Makanya di display itu kan sudah kita tampilkan otoshow yang lalu (IIMS 2025). Kita lebih fokus ke Cartenz," ujar Frans.
Stargazer Cartenz, facelift dari MPV andalan Hyundai, menjadi bintang utama di booth HMID dan dianggap lebih menjanjikan untuk mendongkrak volume penjualan.
Venue Masih Dalam Proses Penjajakan Pasar
Dalam kesempatan terpisah, Chief Marketing Officer HMID, Budi Nur Mukmin, menegaskan bahwa peluncuran Venue masih dalam tahap awal untuk mengkaji potensi pasar di Indonesia. "Kita masih dalam rangka study market, jadi kita melihat situasinya seperti apa," kata Budi.
Test rive Hyundai Venue di IIMS 2025
Dia juga menambahkan bahwa opsi penambahan varian tetap terbuka, termasuk kemungkinan menambahkan pilihan transmisi manual di masa depan.
"Kalau memang ternyata animo masyarakat banyak, ya kita bisa memperluas lagi variannya," tambahnya.
Persaingan yang Makin Ketat
Dengan semakin banyaknya pemain lama dan baru di segmen SUV kompak, persaingan di pasar ini menjadi semakin ketat.
Konsumen saat ini lebih kritis dalam menilai fitur, kenyamanan, efisiensi, dan harga.
Dalam konteks ini, strategi Hyundai yang mengandalkan satu varian dengan harga tinggi dan tanpa fleksibilitas merupakan tantangan besar.
Tanpa diversifikasi produk dan penyesuaian strategi, sulit bagi Venue untuk bersaing langsung dengan rival-rival yang sudah lebih mapan maupun pendatang baru yang menawarkan value lebih menarik.