Makin Go Internasional, Bos BI Sebut QRIS Bakal Bisa Dipakai di China dan Arab Saudi

Gubernur BI, Perry Warjiyo
Gubernur BI, Perry Warjiyo

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya masih terus menggenjot upaya digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia, guna mendukung sektor keuangan dan perekonomian nasional.

Dalam rapat kerja dengan Komsi XI DPR RI, Perry mencontohkan bahwa salah satu aspek yang digenjot pihaknya itu adalah implementasi Quick Response Code Indonesian Standard alias QRIS.

Sampai saat ini, Bos BI itu memastikan bahwa upaya perluasan implementasi penggunaan QRIS juga terus dipacu pihak Bank Sentral, bahkan hingga ke berbagai negara di dunia seperti misalnya China dan Arab Saudi.

"Kami juga coba (QRIS) di China dan Saudi Arabia, untuk mendukung jemaah haji dan umroh," kata Perry, Jumat, 22 Agustus 2025.

QRIS.

QRIS.

Selain China dan Arab Saudi, Perry memastikan bahwa saat ini QRIS juga sudah bisa dipakai di sejumlah negara Asia seperti misalnya Malaysia, Thailand, Singapura, hingga Jepang.

"Kemudian untuk di Asia, QRIS sudah bisa dipakai di Singapura, Malaysia, Thailand, dan sekarang sudah bisa juga dipakai ke Jepang," ujar Perry.

Sementara untuk pemanfaatan QRIS di dalam negeri sendiri, Perry menegaskan bahwa salah satu sistem pembayaran digital itu saat ini makin marak digunakan dalam transaksi di Tanah Air.

Dia mencatat, terdapat 57 juta pengguna dan 40 juta merchant UMKM yang juga sudah menggunakan QRIS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (dok: Bank Indonesia)

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (dok: Bank Indonesia)

"Dan sampai saat ini, QRIS sudah dipakai oleh sekitar 57 juta pengguna dan 40 juta merchant, terutama merchant-merchant UMKM," ujarnya.