Kasus Campak Tinggi di Sumenep, Kenali Gejala dan Kelompok yang Rentan Terinfeksi

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Morbillivirus dari keluarga paramyxovirus. Penyakit ini menular lewat droplet yang dikeluarkan oleh pengidapnya ketika bersin dan batuk.
Adapun kasus campak sedang tinggi di Kecamatan Kalianget, Rubaru, Kota, Dasuk, dan Saronggi, di Sumenep, Jawa Timur.
"Itu lima kecamatan teratas kasus campak," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengenadlian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Achmad Syamsuri, dilaporkan oleh Jumat (22/8/2025).
Pihaknya mencatat, ada 220 kasus di Kecamatan Kalianget, disusul Rubaru dengan 146 kasus, Kota dengan 122 kasus, Dasuk dengan 115 kasus, dan Saronggi dengan 107 kasus.
Adapun sejak Januari sampai Agustus 2025, ada 1.944 kasus campak dengan 12 anak meninggal dunia di Sumenep.
Apa saja gejala campak?
Tak hanya demam dan muncul ruam merah
Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Dilansir dari situs web resmi jaringan rumah sakit (RS) Mitra Keluarga, gejala campak umumnya adalah demam dengan temperatur lebih dari 38 derajat celsius.
Biasanya demam yang berlangsung selama tiga hari atau lebih ini disertai dengan batuk, pilek, dan mnuculnya ruam merah pada beberapa bagian tubuh.
Untuk batuk, pilek, mata merah, dan mata berair, seseorang biasanya mengalami salah satu gejalanya, meski bisa juga mengalami lebih dari satu.
Sementara itu, ruam kulit biasanya bakal terlihat sedikit menonjol, warnanya berbeda dari kulit normal, dan muncul selama tiga hari atau lebih.
Dilansir dari situs web resmi milik RS Primaya, gejala lainnya mencakup diare, radang tenggorokan, bercak putih keabuan pada mulut dan tenggorokan, serta mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
Tiga fase gejala campak
Umumnya gejala campak dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama adalah demam yang disertai batuk atau pilek.
Kemudian adalah fase kedua berupa muncul ruam kemerahan di beberapa bagian tubuh, dan fase ketiga yaitu ruam yang menghitam dan perlahan memudar.
Siapa saja yang berisiko terkena campak?
Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Virus penyebab campak bisa menyerang orang dewasa, terutama anak-anak. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kelompok orang yang berisiko terkena campak.
1. Belum divaksin
Pertama adalah kelompok orang yang belum divaksin campak. Mereka berkemungkinan besar terkena campak.
Adapun vaksin campak sudah bisa diberikan sejak berusia sembilan bulan, dan ada pengulangan pada usia 18 bulan.
2. Pergi ke daerah yang terdampak
Kemudian adalah orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang terdampak, misalnya lima kecamatan di Sumenep yang sedang tinggi kasus campak.
3. Kekurangan vitamin A
Vitamin A disebut dapat membantu mencegah penyakit campak. Orang yang tidak memiliki cukup vitamin A berkemungkinan terkena campak.
Kelompok lainnya yang berisiko terkena campak mencakup anak dengan kondisi kesehatan buruk, orang dengan penyakit kronis, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Hati-hati dengan komplikasi akibat campak
Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Campak bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Namun, penderita komplikasi campak memang cukup sedikit.
Kendati demikian, bukan berarti kamu tidak perlu waspada. Contoh komplikasinya adalah radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru seperti pneumonia, dan infeksi otak atau ensefalitis.
Tingginya kasus campak di Sumenep
Sebelumnyaada lima kecamatan dengan kasus campak terbanyak di Sumenep, yaitu Kalianget, Rubaru, Kota, Dasuk, dan Saronggi.
Achmad mengatakan, sebagian besar pasien campak sudah mendapat penanganan medis. Namun, di antara mereka ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.
Untuk menekan penyebaran, pihaknya akan menggelar imunisasi massal mulai Senin (25/8/2025) mendatang.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!