Strategi Daihatsu Bertahan di Tengah Badai Ekonomi

Industri otomotif nasional masih menghadapi tantangan besar sepanjang tahun ini. Tekanan terutama datang dari pasar domestik yang mencatat penurunan cukup signifikan.
“Total produksi yang paling turun. Porsinya 70 persen domestik dan 30 persen ekspor, ekspor naik tiga persen tapi domestik turun 12 persen,” ujar Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, dikutip VIVA Otomotif Minggu 24 Agustus 2025.
Menurutnya, segmen kendaraan yang paling terdampak adalah LCGC, low pick-up, dan segmen medium. Kondisi ini menekan produksi berbagai merek, termasuk Daihatsu.
“Baik yang diproduksi ADM brand Daihatsu dan brand lain. Ada penurunan karena perekonomian Indonesia, jadi tantangan untuk bisa satu juta unit,” jelasnya.
Meski demikian, pasar mulai menunjukkan tanda perbaikan. “Juli kemarin pasar naik dan kami naik dibanding pasar,” kata Sri Agung Handayani.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, pabrikan otomotif asal Jepang yang konsisten berada di peringkat dua secara nasional itu saat ini menerapkan konsep produksi yang modern dan efisien.

Pabrik PT ADM di Sunter
“Di internal kami udah e-SSC (Evolution, Simple, Slim, Compact). Produktivitas naik dan compliance,” ungkapnya.
Strategi berkelanjutan ini dibarengi dengan langkah menghadirkan kendaraan ramah lingkungan. ADM memperkenalkan Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid, mobil hybrid pertama Daihatsu di Indonesia yang diluncurkan di ajang GIIAS 2025.
“Animo sangat baik, kami akan kenalkan di kota-kota lain setelah Jakarta, akan ada event,” tuturnya.
Selain fokus pada produk, ADM juga memperkuat ekosistem industri dalam negeri. “Dalam pencapaian 2 tahun ada 1.600 pemasok, sekarang 1.700 pemasok dan penambahan 100 UKM,” jelasnya.