Influencer Menangis, Menyesal Gagal Liburan gara-gara Ikuti Saran ChatGPT

Seorang influencer asal Spanyol, Mery Caldass, videonya mendadak viral di dunia maya. Dalam video itu, ia terlihat menangis di bandara.
Caldass menangis karena ia dan pacarnya gagal berangkat liburan romantis ke Puerto Riko, sebuah persemakmuran di kepulauan Karibia, Amerika Serikat (AS).
Caldass mengaku, penyebab kegagalan ini bukan karena dirinya terlambat datang ke bandara dan ketinggalan pesawat, melainkan akibat informasi keliru yang ia dapatkan dari chatbot ChatGPT.
Influencer yang memiliki hampir 100.000 follower ini mengatakan bahwa dirinya menggunakan ChatGPT untuk mencari tahu apakah ia membutuhkan visa atau tidak guna masuk ke Puerto Riko.
Seperti ciri khas AI yang lain, jawaban yang diberikan ChatGPT ini tampak sangat meyakinkan dan percaya diri. Dalam responsnya, ChatGPT menjawab kalau Caldass dan kekasihnya tidak memerlukan visa untuk ke negara tersebut.
"Saya bertanya kepada ChatGPT, dan dia bilang tidak perlu," kata Caldass dalam bahasa Spanyol, dikutip media The New York Post.
Sobbing influencers blame ChatGPT for ruining a dream vacation
An influencer couple has gone viral after missing their flight to Puerto Rico — thanks, they claim, to a visa mix-up caused by ChatGPT.
Video By merycaldasshttps://t.co/9g4VPHjkZZ pic.twitter.com/grq8mhhUbX
— Brightly (@BrightlyAgain) August 14, 2025
Secara teknis, jawaban yang diberikan ChatGPT tidak sepenuhnya salah. Warga Uni Eropa seperti Caldass memang diberikan kebebasan untuk melakukan kunjungan singkat ke Puerto Riko tanpa memerlukan dokumen visa.
Namun, ada beberapa syarat lain yang luput tidak disampaikan oleh ChatGPT. Meski bebas Visa, Caldass dan pacarnya masih diwajibkan untuk menyertakan dokumen berupa Electronic System for Travel Authorization (ETA) atau sistem elektronik otorisasi perjalanan.
Dokumen inilah yang menjadi salah satu syarat penting untuk masuk ke wilayah Puerto Rico. Akan tetapi, karena Caldass dan kekasihnya tidak melengkapi dokumen tersebut, maka keduanya gagal melewati proses pemeriksaan.
Mereka juga secara terpaksa harus membatalkan perjalanan liburan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Trust issue ke ChatGPT
Tangkapan layar video TikTok influencer asal Spanyol, Mery Caldass, yang menangis gagal liburan ke Puerto Riko karena mengikuti saran ChatGPT. AI tersebut diketahui memberikan informasi bahwa untuk ke wilayah tersebut, Caldass tidak membutuhkan dokumen visa. Padahal, ia tetap memerlukan dokumen Electronic System for Travel Authorization (ESTA) agar bisa masuk.
Dalam pernyataannya, Caldass mengaku menyesal karena tidak melakukan pemeriksaan ulang atas informasi yang ia dapatkan ke sumber resmi seperti imigrasi terkait.
Ia bahkan mengatakan sudah trust issue alias tidak percaya lagi dengan jawaban yang diberikan ChatGPT. Caldass tampak merasa enggan mengandalkan chatbot tersebut untuk bertanya soal hal-hal penting ke depannya.
"Saya tidak percaya lagi pada yang itu," kata Caldass sambil menunjuk ke arah ChatGPT, sebagaimana dikutip KompasTekno dari TimesofIndia, Selasa (26/8/2025).
Caldass juga sempat melontarkan candaan dengan mengatakan bahwa AI tersebut mungkin sedang "balas dendam".
Menurut dugaan Caldass, ChatGPT kemungkinan kesal karena ia kerap mengolok-olok bot tersebut saat memberikan jawaban yang kurang sesuai.
Bukan kasus pertama ChatGPT
Ilustrasi menggunakan AI generatif ChatGPT.
Kasus influencer Caldass bukanlah satu-satunya masalah yang melibatkan kesalahan informasi dari ChatGPT. Sebelumnya, AI ini dilaporkan pernah memberikan informasi palsu kepada seorang pria di AS.
Menurut laporan jurnal Americal College of Physicians, seorang pria berusia 60 tahun di AS harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengikuti saran panduan diet yang ia peroleh dari ChatGPT.
Dalam rekomendasinya, chatbot AI itu menyarakan agar si Pria menghilangkan garam dapur natrium klorida (sodium chloride) dari menu makanannya. Menurut ChatGPT, garam tersebut justru bisa mengganggu faktor kesehatan sang pria.
Adapun sebagai gantinya, ChatGPT menyuruh agar pria itu menggunakan natrium bromida (sodium bromide). Natrium ini dulunya sering ditemukan di bahan obat-obatan pada awal tahun 1900-an.
Namun kini, senyawa tersebut dilaporkan berbahaya karena memiliki kadar racun yang cukup tinggi, jika dikounsumsi dalam jumlah berlebihan.
Nah, karena memutuskan mengonsumsi garam pengganti itu ke dalam menu makanannya sehari-hari, pria itu akhirnya menhalami keracunan serius.
Dokter yang menangani kasus ini menyebut kalau pria ini mengalami bromisme, yakni suatu gangguan yang timbul akibat tingginya kadar bromida dalam tubuh manusia.
Dalam laporan jurnal, tim medis menduga bahwa saran yang diberikan ChatGPT ini kemungkinan bukan ditujukan untuk dikonsumsi manusia.
Namun, karena sistem tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memahami konteks pertanyaan atau perintah yang diberikan manusia, jadi jawaban yang diberikan sifatnya generik dan tidak sesuai konteks asli.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!