Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda

melancarkan serangan ganda ke sebuah rumah sakit di Gaza, Senin (25/8). Serangan itu menewaskan 20 orang, termasuk jurnalis dan tenaga kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyatakan setidaknya satu orang tewas dalam serangan awal, dan lainnya meninggal dalam serangan kedua beberapa menit kemudian, ketika para penyelamat dan jurnalis datang ke lokasi di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Staf medis di Nasser mengatakan serangan pertama terjadi pada Senin sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Seorang tenaga medis asal Inggris yang tengah bekerja merawat pasien di lokasi itu mengatakan kepada BBC bahwa terjadi kepanikan massal, kekacauan, setelah serangan itu. Namun, sekitar 10 menit kemudian, terjadi ledakan lain di lokasi yang sama. Ia mengatakan staf medis saat itu sedang berencana menyelamatkan diri ketika serangan kedua menghantam.
WHO menyatakan departemen gawat darurat, ruang rawat inap, dan unit bedah rumah sakit terkena dampak. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tangga darurat juga rusak. Siaran langsung Al Ghad TV menunjukkan beberapa petugas darurat merespons serangan pertama di lantai atas Rumah Sakit Nasser, sedangkan sejumlah jurnalis di latar belakang merekam kejadian. Sebuah tangga, tempat jurnalis sering berkumpul untuk siaran, terlihat dalam video. Sebuah serangan kemudian mengenai langsung petugas darurat dan jurnalis, menimbulkan asap dan puing beterbangan. Setidaknya satu jenazah terlihat setelahnya.
Dalam video terpisah, difilmkan dari tangga yang sama, menunjukkan kondisi setelah serangan. Jenazah terlihat di tangga, sedangkan petugas medis menolong korban. Klip lain, difilmkan di depan pintu utama Rumah Sakit Nasser, memperlihatkan seorang tenaga medis mengangkat pakaian berlumuran darah ke kamera, sebelum sebuah ledakan membuat orang-orang berlarian mencari perlindungan.
Tenaga medis asal Inggris itu menggambarkan melihat jejak darah di seluruh lantai dan pemandangan penuh kekacauan, ketidakpercayaan, dan ketakutan.
Lima jurnalis tersebut bekerja untuk media internasional, termasuk Associated Press, Reuters, Al Jazeera, dan Middle East Eye tewas dalam serangan itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Senin (25/8), menyebut insiden itu sebagai sebuah kesalahan tragis yang sangat disesali Israel. Ia mengatakan pihak militer sedang melakukan penyelidikan menyeluruh.(dwi)