Sering Kembung Padahal Nggak Makan Banyak? Hati-Hati, Bisa Jadi Tanda Jantung sampai Hati!

Ilustrasi jantung
Ilustrasi jantung

Kembung sering dianggap sebagai masalah pencernaan sepele. Kembung sendiri diasosiasikan dengan terlalu banyak makan atau terlalu sering menelan udara atau bahkan masuk angin.  Namun sebenarnya, kembung tidak selalu hanya disebabkan oleh kesehatan usus yang buruk. Kembung bisa menjadi gejala dari kondisi lain, beberapa di antaranya membutuhkan penanganan medis segera.

Tubuh kita adalah sistem yang saling terhubung. Gejala di satu bagian bisa dipicu oleh ketidakseimbangan atau penyakit di bagian lain. Oleh karena itu, kembung yang terus berulang tidak boleh diabaikan, terutama jika terjadi tanpa pemicu makanan yang jelas, atau disertai gejala lain seperti nyeri, kelelahan, atau perubahan berat badan tanpa sebab. Bisa jadi itu tanda bahaya tersembunyi di dalam tubuh. Simak penjelasan lebih lanjut, seperti dikutip dari laman Times of India.

Saat Bukan Hanya Masalah Pencernaan

Meski gas berlebih, gangguan pencernaan, atau sembelit merupakan penyebab umum, kembung juga bisa terjadi karena masalah koordinasi antara otot dan saraf. Dalam beberapa kasus, otot perut dan diafragma tidak bekerja selaras sehingga perut tampak membesar meskipun tidak ada gas berlebih. Stres, kecemasan, dan gangguan suasana hati juga bisa memengaruhi cara usus mendorong dan memproses makanan melalui hubungan otak-usus (gut-brain axis).

Kembung dapat menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan selain gangguan pencernaan. Beberapa kemungkinan penting antara lain:

  1. Kesehatan Hormonal dan Reproduksi
    Kembung juga umum terjadi menjelang menstruasi karena retensi cairan dan perubahan hormon. Endometriosis bisa menyebabkan pembengkakan jangka panjang dan nyeri pada area panggul, yang oleh sebagian orang disebut sebagai “endo belly”. Kembung yang berlebihan dalam jangka panjang memang jarang terjadi, tetapi bisa menjadi gejala awal kanker ovarium, terutama jika disertai nyeri panggul atau perubahan nafsu makan. Perubahan hormon yang terjadi saat perimenopause atau menopause juga dapat memengaruhi pencernaan dan memicu kembung.
  2. Gangguan Pencernaan
    Sindrom seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) sering menimbulkan kembung disertai perubahan kebiasaan buang air besar dan nyeri perut. Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO) adalah kondisi ketika bakteri dari usus besar tumbuh berlebihan di usus halus. Gangguan autoimun seperti celiac disease menimbulkan reaksi terhadap gluten, menyebabkan kembung, nyeri perut, dan gangguan penyerapan nutrisi. Penyakit radang usus seperti Crohn’s disease atau ulcerative colitis juga memicu peradangan yang berujung kembung. Gastroparesis, yaitu kondisi lambung yang mengosongkan makanan terlalu lambat, membuat makanan bertahan lebih lama sehingga menimbulkan rasa penuh dan kembung.
  3. Penyakit Hati dan Jantung
    Penumpukan cairan di perut, atau disebut ascites (penumpukan cairan patologis di rongga peritoneum), biasanya terkait dengan penyakit hati seperti sirosis, atau penyakit jantung seperti gagal jantung. Pembengkakan ini bisa tampak seperti kembung, tetapi sebenarnya membutuhkan perhatian medis segera.
  4. Penyakit Autoimun dan Langka
    Siapa sangka kembung bisa menjadi pemicu penyakit autoimun? Nyatanya memang bisa! Scleroderma adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan dan fibrosis (penebalan) pada kulit serta bagian tubuh lainnya. Ketika sistem imun keliru mengira jaringan tubuh sedang cedera, terjadi peradangan, dan tubuh memproduksi kolagen berlebihan, yang akhirnya menyebabkan scleroderma. Terlalu banyak kolagen pada kulit dan jaringan lain membuat kulit menjadi kaku dan tebal.
    Scleroderma dapat memengaruhi banyak sistem dalam tubuh.
  5. Penyebab Lain
    Intoleransi makanan seperti intoleransi laktosa atau fruktosa sering menimbulkan kembung. Penyakit pankreas yang menurunkan produksi enzim juga bisa mengganggu pencernaan dan menyebabkan perut membengkak. Beberapa jenis parasit bisa memicu kram usus dan kembung. Selain itu, kista ovarium atau miom pada rahim juga dapat menekan organ perut dan menimbulkan rasa penuh atau kembung.