Seharian Kerja, Pulang Malah Bawa Emosi: Apa Penyebabnya?

Seharian bekerja seharusnya membuat kita puas karena telah menyelesaikan tugas. Namun, banyak orang justru pulang dengan perasaan lelah, cepat marah, atau emosional.
Fenomena ini bukan sekadar masalah mood, melainkan gabungan dari faktor fisik, psikologis, dan kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi kestabilan emosi. Mengetahui penyebabnya adalah langkah penting untuk mengatasi emosi negatif pasca kerja.
Stres kerja adalah respons fisik dan emosional ketika tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan individu. Menurut American Psychological Association (APA), faktor penyebabnya antara lain beban kerja berlebihan, tenggat waktu yang ketat, kurangnya dukungan sosial, hingga ketidakjelasan peran. Dampaknya bisa berupa gangguan tidur, kelelahan mental, penurunan konsentrasi, dan kemudahan tersulut emosi.
"Stres kerja adalah respons fisik dan emosional yang muncul ketika tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan atau kebutuhan pekerja,” demikian seperti dikutip dari American Psychological Association (APA).
Dengan memahami stres kerja sebagai fenomena fisiologis dan psikologis, kita dapat mengenali tanda-tandanya lebih awal dan mengambil langkah preventif.
Kelelahan Fisik dan Emosional: Burnout Syndrome
Burnout atau kelelahan emosional dan fisik kronis sering menjadi penyebab utama pulang kerja dengan emosi negatif. Christina Maslach, profesor psikologi di Universitas California, mendefinisikan burnout sebagai sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stres interpersonal kronis di tempat kerja.
"Burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stres interpersonal kronis di tempat kerja,” kata Christina Maslach.
Gejala burnout antara lain, merasa lelah sepanjang waktu, kurang motivasi, mudah tersinggung, dan cenderung menarik diri dari lingkungan kerja. Burnout tidak hanya memengaruhi kinerja, tapi juga kualitas hidup di rumah, karena emosi negatif terbawa hingga waktu pribadi.
Kurang Nutrisi: Pengaruh Asupan Gizi terhadap Emosi
Kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh pola makan. Harvard Health Publishing menjelaskan bahwa diet tinggi gula dan lemak jenuh, serta rendah serat, dapat meningkatkan risiko mood swings, kecemasan, dan iritabilitas. Tubuh yang kekurangan nutrisi penting cenderung mudah lelah, dan otak pun tidak menerima energi cukup untuk mengatur emosi.
"Konsumsi makanan olahan tinggi gula, lemak jenuh, dan rendah serat dapat meningkatkan risiko gangguan mood dan kecemasan,” Harvard Health Publishing.
Oleh karena itu, mengatur pola makan seimbang dengan karbohidrat kompleks, protein, sayur, dan buah adalah langkah penting untuk menjaga kestabilan emosi setelah bekerja.
Tekanan Psikologis: Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Emosi
Selain faktor fisik, tekanan psikologis memainkan peran besar dalam emosi negatif pasca kerja. Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), kecemasan, depresi ringan, atau konflik interpersonal di tempat kerja dapat membuat seseorang lebih reaktif dan mudah marah.
"Tekanan psikologis yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan emosi seperti mudah marah dan stres,” demikian seperti dikutip dari National Institute of Mental Health (NIMH).
Tekanan psikologis ini sering kali tidak terlihat secara kasat mata, tetapi efeknya nyata di rumah. Pekerja yang mengalami tekanan tinggi cenderung membawa pulang frustrasi dan kecemasan, yang dapat menimbulkan konflik dengan anggota keluarga atau pasangan.
Strategi Mengatasi Emosi Negatif Pasca Kerja
Untuk mengelola emosi negatif, kombinasi pendekatan fisik dan psikologis sangat dianjurkan. Berikut beberapa strategi yang disarankan oleh para ahli:
- Relaksasi dan Meditasi: Teknik pernapasan, meditasi, atau yoga dapat menurunkan hormon stres (kortisol) dan menenangkan pikiran.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik ringan hingga sedang meningkatkan produksi endorfin, hormon yang memengaruhi perasaan bahagia dan mengurangi kecemasan.
- Tidur Berkualitas: Tidur cukup dan rutin membantu tubuh memulihkan energi, memperbaiki mood, dan mengatur emosi.
- Nutrisi Seimbang: Asupan protein, karbohidrat kompleks, serat, serta vitamin dan mineral mendukung kestabilan mood dan energi.
- Dukungan Sosial: Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor dapat membantu menyalurkan emosi, memberikan perspektif baru, dan mengurangi rasa tertekan.
"Mengelola stres kerja dengan baik dapat meningkatkan kesehatan mental dan produktivitas,” demikian dikutip dari Harvard Health Publishing