Kenapa Suami Baik dan Bucin Justru Disia-siakan hingga Cerai?

Banyak orang beranggapan bahwa memiliki suami yang baik, perhatian, dan bahkan bucin (cinta berlebihan) adalah kunci pernikahan bahagia. Ironisnya, kenyataan menunjukkan sebaliknya ada pasangan yang justru memilih berpisah dengan suami yang begitu mencintai mereka.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar kenapa cinta yang tulus dan perhatian yang berlimpah bisa gagal menjaga rumah tangga? Jawabannya terletak pada keseimbangan cinta dan koneksi emosional dalam hubungan, bukan sekadar seberapa besar kasih sayang yang diberikan.
Cinta Sepihak Bisa Menjadi Beban
Dalam psikologi hubungan, cinta harus berjalan dua arah. Ketika seorang suami terlalu bucin sementara istrinya tidak memiliki perasaan yang sama, perhatian dan kasih sayang itu bisa terasa menekan. Istri merasa hidup dalam hubungan yang tidak alami: ia dicintai secara berlebihan, tapi hatinya tidak ada di sana.
Dr. John Gottman, psikolog klinis asal Amerika Serikat yang meneliti pernikahan selama lebih dari 40 tahun, menjelaskan bahwa ketika pasangan berhenti terhubung secara emosional, cinta memudar, dan hubungan berubah menjadi sekadar ikatan formal tanpa keintiman.
Dengan kata lain, bahkan kebaikan suami yang berlebihan tidak cukup bila ikatan emosional dua arah sudah hilang.
Kebaikan Berlebihan Bisa Justru Menimbulkan Ketidaknyamanan
Ironisnya, perhatian dan kepatuhan yang berlebihan kadang membuat istri merasa terkekang. Fenomena ini dikenal sebagai over-accommodation, yaitu kondisi ketika salah satu pasangan terlalu berusaha menyenangkan pasangannya.
Alih-alih merasa dihargai, istri bisa merasa hubungan kehilangan dinamika dan spontanitas. Tanpa keseimbangan, hubungan yang ideal berubah menjadi hubungan yang membosankan atau bahkan menekan secara emosional.
Kurangnya Daya Tarik Emosional
Kebaikan dan perhatian memang penting, tapi bukan satu-satunya faktor yang membuat cinta bertahan. Sebuah hubungan memerlukan:
- Ketertarikan emosional yang berkelanjutan
- Komunikasi yang hidup
- Rasa “klik” dan koneksi batin
Jika hal-hal ini hilang, kebaikan suami saja tidak cukup untuk menjaga ikatan hati istri. Bahkan perhatian yang tulus pun bisa terasa hampa ketika ikatan emosional sudah renggang.
Faktor Internal Istri
Tidak semua masalah ada pada suami. Ada beberapa kemungkinan dari sisi istri:
- Kehilangan perasaan secara bertahap meski menikah lama
- Luka batin atau trauma masa lalu yang belum terselesaikan
- Ekspektasi pribadi yang berbeda atau membandingkan pasangan dengan orang lain
- Belum siap berkomitmen penuh secara emosional
Ketika salah satu pihak sudah tidak mencintai lagi, bahkan perhatian suami yang tulus bisa sia-sia.
Suami yang Terlalu Cinta dan Dampaknya
Suami yang bucin sering terus berusaha menunjukkan kasih sayang, bahkan ketika merasa cintanya tidak dibalas. Hal ini bisa menimbulkan dilema emosional:
- Ia mencintai, tetapi cintanya berubah menjadi luka karena tidak berbalas
- Terus memberi tanpa respons membuatnya lelah secara emosional
- Akhirnya, ketika menyadari tidak ada jalan memperbaiki koneksi emosional, cerai dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar
Melepas Bisa Menjadi Bentuk Cinta Terbesar
Perceraian bukan selalu lahir dari kebencian atau perselisihan hebat. Terkadang, seorang suami yang terlalu mencintai justru memilih melepaskan sebagai wujud cinta yang tulus.
Ia mungkin berpikir:
- “Aku mencintaimu, tapi aku tidak bisa memaksa hatimu.”
- “Kalau aku tetap menahanmu, kau tidak akan bahagia.”
- “Melepaskanmu mungkin satu-satunya cara agar kita berdua bisa bahagia.”
Dalam konteks ini, cerai bukan berarti berhenti mencintai, tapi bentuk pengorbanan demi kesejahteraan emosional bersama.
Cara Mencegah Perceraian dalam Situasi Cinta Sepihak
Sebelum sampai pada perceraian, ada beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Komunikasi jujur dan terbuka: Sampaikan perasaan masing-masing tanpa menyalahkan. Kadang cinta belum hilang, tapi ada salah paham atau luka yang perlu diselesaikan.
- Konseling pernikahan: Terapi bisa membantu membangun kembali koneksi emosional dan memperbaiki dinamika hubungan.
- Menerima kenyataan bila cinta tak bisa dipaksakan: Kadang, melepaskan adalah cara terbaik untuk mengurangi luka batin dan memberi ruang bagi masing-masing untuk bahagia.