3 Tanda Wasir Harus Segera Dioperasi, Jangan Diabaikan Lagi!

Ilustrasi wasir
Ilustrasi wasir

 Buang air besar keras, menetes darah, nyeri, hingga benjolan di anus sering menjadi tanda wasir atau hemoroid. Kondisi ini umum dialami masyarakat, namun sayangnya masih banyak pasien yang takut menjalani operasi karena stigma “menyakitkan” yang melekat pada pengobatan wasir.

Menurut Dokter Spesialis Bedah Umum Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Clement Dewanto, Sp.B, ketakutan ini wajar terjadi karena banyak cerita pasien terdahulu yang mengalami nyeri panjang pasca operasi. 

“Padahal, dengan perkembangan teknologi dan teknik operasi yang semakin modern, kini pasien punya lebih banyak pilihan terapi yang lebih nyaman dan minim risiko,” jelas dr Clement dalam keterangannya, dikutip Selasa 26 Agustus 2025. 

Operasi Minimal Invasif Jadi Pilihan

Beragam teknik operasi untuk wasir saat ini dapat dipilih sesuai kebutuhan. Beberapa di antaranya:

Laser

Metode ini menghancurkan jaringan wasir dengan sinar laser. Keunggulannya adalah luka lebih kecil, perdarahan minimal, dan pemulihan lebih cepat.

HAL-RAR (Hemorrhoidal Artery Ligation – Recto Anal Repair)

Dilakukan dengan mengikat pembuluh darah yang memberi aliran ke wasir sekaligus memperbaiki jaringan anus yang menonjol. Teknik ini membuat wasir mengecil tanpa dipotong dan biasanya menimbulkan nyeri lebih ringan.

PILA / Rubber Band Ligation

Menggunakan gelang karet khusus yang dipasang di pangkal wasir untuk menghentikan aliran darah. Setelah beberapa hari, benjolan mengecil dan lepas dengan sendirinya. Prosedurnya cepat, tanpa sayatan, dan pasien bisa langsung beraktivitas kembali.

Operasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Operasi wasir juga dikategorikan sesuai dengan tingkatannya:

  • Wasir derajat awal (grade 1–2) biasanya cukup ditangani dengan tindakan sederhana atau minimal invasif.
  • Wasir tingkat sedang hingga berat (grade 3–4) dapat memerlukan tindakan operasi konvensional atau kombinasi dengan teknik modern.

“Semakin berat gejalanya, semakin kompleks pula tindakan yang dibutuhkan. Karena itu, evaluasi dari dokter spesialis bedah sangat penting sebelum menentukan pilihan operasi,” tambah dr. Clement.

Bagi sebagian besar pasien, wasir bisa muncul kembali setelah operasi. Namun, hal ini sebenarnya sangat dipengaruhi oleh gaya hidup setelah tindakan. Dengan menjaga pola hidup sehat, hasil operasi bisa bertahan lebih lama dan pasien terhindar dari keluhan berulang.

Perbaikan gaya hidup menjadi kunci penting. Walaupun operasi berjalan dengan baik dan hasilnya maksimal, wasir dapat berulang apabila gaya hidup tidak diperbaiki. Minum air putih 2–3 liter per hari, makan serat secara rutin, serta menghindari makanan yang tidak sehat dipercaya dapat mencegah pelebaran pembuluh darah di area anus.

Yang paling penting adalah menjaga kebiasaan buang air besar yang sehat, seperti tidak bermain handphone saat di toilet karena dapat memperpanjang durasi buang air besar. Selain itu, menjaga konsistensi tinja agar tetap agak lunak juga penting, sehingga penekanan atau cedera pada mukosa dan pembuluh darah dapat berkurang.

Menurut dr. Clement, ada tiga kondisi utama yang menjadi indikasi tindakan operasi segera: nyeri hebat, kesulitan buang air besar, dan perdarahan. 

“Jika gejala sudah mengganggu kualitas hidup, jangan tunda untuk konsultasi. Pada wasir ringan, tindakan sederhana bisa menjadi pilihan. Sedangkan untuk wasir berat, operasi yang lebih kompleks akan lebih efektif,” tegasnya.

“Pasien kini tidak perlu lagi khawatir, karena di Bethsaida Hospital Gading Serpong kami menyediakan berbagai metode operasi mulai dari minimal invasif hingga operasi konvensional. Semua prosedur dilakukan dengan standar keamanan tinggi dan teknologi terkini untuk memberikan hasil yang optimal,” sambung dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.