Casey Stoner Akhiri Perseteruan dengan Rossi, Ini Alasannya

MotoGP bukan hanya tentang kecepatan dan teknologi, tetapi juga kisah rivalitas yang mewarnai lintasan. Salah satu persaingan paling legendaris dalam sejarah olahraga ini datang dari dua nama besar: Casey Stoner dan Valentino Rossi.
Selama bertahun-tahun, keduanya dikenal memiliki hubungan yang tegang, penuh gengsi, dan bahkan sempat memicu kontroversi di beberapa seri balapan.

Motor Ducati Desmosedici GP7 milik Casey Stoner tahun 2007
Namun, di MotoGP Austria yang digelar di Red Bull Ring baru-baru ini, publik menyaksikan pemandangan langka. Stoner dan Rossi tampak saling menyapa dengan hangat, bahkan berpelukan di grid sebelum balapan dimulai. Sebuah momen emosional yang menandai berakhirnya perseteruan lama mereka.
Waktu yang Menyembuhkan Luka Lama
Dalam wawancara bersama TNT Sports, Casey Stoner dengan jujur mengungkapkan alasannya membuka lembaran baru dengan Rossi.
“Mereka bilang waktu bisa menyembuhkan semua luka,” kata Stoner, dikutip VIVA dari Crash Minggu, 31 Agustus 2025.
“Dia telah menjadi pesaing saya yang luar biasa selama bertahun-tahun,” tambahnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun rivalitas keduanya begitu sengit di masa lalu, jarak waktu dan kedewasaan membuat mereka lebih mampu memahami satu sama lain. Stoner juga menekankan bahwa kini, setelah sama-sama meninggalkan kompetisi, mereka bisa memandang rivalitas itu sebagai sesuatu yang indah dan berharga.
Kilas Balik Perseteruan Stoner dan Rossi
Persaingan Rossi dan Stoner dikenal sebagai salah satu yang paling intens di era MotoGP modern. Rivalitas keduanya memuncak di beberapa momen besar:
Laguna Seca 2008, Rossi melakukan manuver terkenal di tikungan "Corkscrew" dengan cara yang dianggap kontroversial. Stoner yang saat itu menjadi lawan utamanya kehilangan keseimbangan dan terjatuh, meski masih berhasil finis kedua. Rossi memenangkan balapan, tetapi insiden ini menambah ketegangan di antara keduanya.
GP Spanyol 2011, Insiden lain terjadi ketika Rossi kehilangan kendali dan menabrak Stoner, membuat pembalap Australia itu terjatuh. Setelah balapan, Rossi mendatangi paddock Stoner untuk meminta maaf. Stoner menerima permintaan maaf itu, namun dengan komentar sinis yang memperlihatkan ketegangan masih jauh dari reda.
Perseteruan ini kemudian menjadi bumbu bagi para penggemar, karena mempertemukan dua karakter besar dengan gaya balap dan kepribadian yang sangat berbeda. Rossi yang flamboyan dan penuh karisma berhadapan dengan Stoner yang dikenal dingin, fokus, dan tak suka basa-basi.
Rossi Ambil Inisiatif untuk Rekonsiliasi
Menariknya, momen damai di Red Bull Ring bukan terjadi begitu saja. Rossi ternyata berperan penting dalam membuka jalan rekonsiliasi. Ia mengundang Stoner untuk hadir di Misano dalam gelaran MotoGP berikutnya, sekaligus mengajak mantan rivalnya itu untuk berkunjung ke Tavullia, kampung halaman Rossi yang kini dikenal sebagai pusat akademi pembalap muda.
Bahkan sebelum momen Austria, keduanya pernah terlihat melakukan sesi latihan dirtbike bersama. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan mereka sudah mulai mencair, meski publik baru menyadarinya secara jelas saat pelukan di grid Austria terjadi.
Dari Rival Menjadi Sesama Legenda
Stoner menegaskan bahwa Rossi tetap menjadi sosok yang ia hormati. Ia menyebut Rossi sebagai "kompetitor luar biasa" dan menilai perbedaan mereka dulu hanyalah bagian dari dinamika kompetisi.
Kini, dengan karier balap keduanya telah berakhir, mereka bisa berbagi nostalgia sebagai sesama legenda MotoGP. Rekonsiliasi ini pun disambut hangat oleh para penggemar, karena menjadi pengingat bahwa rivalitas di lintasan bukan berarti permusuhan abadi di luar balapan.

Duel Valentino Rossi dan Casey Stoner di Laguna Seca pada 2008
Rekonsiliasi antara Casey Stoner dan Valentino Rossi membuktikan satu hal: rivalitas, betapapun panasnya, bisa mereda seiring berjalannya waktu. Dari insiden kontroversial hingga adu gengsi di lintasan, keduanya kini memilih untuk berdamai dan saling menghormati.
Momen pelukan mereka di Austria bukan sekadar simbol damai, tetapi juga pengingat bahwa di balik kerasnya kompetisi, ada sisi manusiawi yang tak bisa dipungkiri. Bagi dunia MotoGP, ini adalah kisah yang memperlihatkan bagaimana dua rival besar akhirnya bisa bersatu sebagai sahabat dan legenda sejati.