Koleksi Jam Tangan Mewah Ahmad Sahroni Dijarah, Bocah Pamer di Medsos

Kontroversi Koleksi Jam Tangan Sahroni, Koleksi Jam Tangan yang Sudah Lama Dibangun, Richard Mille Rp2,5 Miliar, Richard Mille 53-01 Tourbillon Pablo McDonough, Mengapa Koleksi Ini Menarik?, Kontroversi yang Sulit Dihindari
Kontroversi Koleksi Jam Tangan Sahroni

Kediaman anggota DPR RI Ahmad Sahroni kembali mencuri perhatian publik pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Bukan karena prestasi politik atau program kerja, melainkan akibat kericuhan yang terjadi di rumahnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam insiden tersebut, sejumlah massa melakukan penjarahan dan berhasil membawa kabur berbagai barang mewah. Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah jam tangan Richard Mille RM 40-01 McLaren Speedtail senilai Rp11 miliar.

Ironisnya, beberapa jam setelah peristiwa itu, jam tangan mahal tersebut justru dipamerkan oleh sejumlah anak kecil melalui media sosial. Potret mereka yang memamerkan barang curian sontak viral dan menjadi bahan perbincangan luas di dunia maya. Situasi ini membuat koleksi jam tangan mewah Sahroni semakin menjadi sorotan publik.

Koleksi Jam Tangan yang Sudah Lama Dibangun

Bukan rahasia lagi, Ahmad Sahroni dikenal sebagai salah satu politikus sekaligus pengusaha dengan hobi mengoleksi jam tangan mewah. Sejak awal 2000-an, tepatnya sekitar tahun 2003, ia sudah mulai membeli jam tangan berkelas internasional. Saat itu, harga jam tangan mewah yang ia beli masih berada di kisaran ratusan juta rupiah. Namun seiring waktu, nilainya melonjak tajam hingga mencapai miliaran rupiah.

Koleksi Sahroni tidak hanya terbatas pada satu model atau warna. Ia memiliki jam tangan dengan variasi desain yang beragam, mulai dari warna merah, biru, emas, hingga hijau. Keberagaman itu membuat koleksinya semakin unik sekaligus memperlihatkan betapa seriusnya ia menekuni hobi tersebut.

Richard Mille Rp2,5 Miliar

Salah satu koleksi yang pernah ditunjukkan Sahroni kepada publik adalah Richard Mille tipe 11-03. Jam tangan ini awalnya ia beli dengan harga sekitar Rp1,8 miliar. Namun, pada 2019 nilainya sudah naik menjadi Rp2,5 miliar. Fakta tersebut menegaskan bahwa jam tangan mewah bukan sekadar aksesori, tetapi juga instrumen investasi bernilai tinggi.

Richard Mille 53-01 Tourbillon Pablo McDonough

Selain itu, Sahroni juga diketahui memiliki jam tangan Richard Mille 53-01 Tourbillon Pablo McDonough. Model ini tergolong sangat eksklusif dan langka, dengan harga pasar internasional mencapai USD 900 ribu atau setara Rp12,8 miliar. Tidak mengherankan jika jam tangan ini menjadi salah satu kebanggaan dalam koleksi pribadi Sahroni.

Kehadiran jam tangan supermahal ini mempertegas citra Sahroni sebagai “Sultan Priok”, julukan yang sudah melekat padanya berkat gaya hidup glamor.

Mengapa Koleksi Ini Menarik?

Ada beberapa alasan mengapa koleksi jam tangan milik Sahroni menjadi topik hangat, terutama setelah peristiwa penjarahan. Pertama, nilai investasi yang dimilikinya sangat tinggi. Jam tangan yang ia beli belasan tahun lalu kini naik berkali lipat nilainya. Hal ini membuktikan bahwa jam tangan mewah tidak sekadar simbol status sosial, tetapi juga aset yang terus berkembang seiring waktu.

Kedua, koleksi ini memperlihatkan gaya hidup mewah seorang pejabat publik. Memakai jam tangan bernilai miliaran rupiah tentu memberi kesan flamboyan sekaligus menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Bagi sebagian orang, hal ini dianggap sebagai pencapaian dan kebanggaan. Namun bagi yang lain, gaya hidup semacam itu terasa berlebihan, terutama ketika diperlihatkan di tengah situasi sosial yang tidak merata.

Ketiga, peristiwa penjarahan membuat koleksi jam tangan ini semakin menjadi perhatian media. Publik tidak hanya membicarakan nilainya, tetapi juga bagaimana barang-barang mewah itu bisa dengan mudah berpindah tangan, bahkan sempat dipamerkan oleh anak-anak di media sosial.

Kontroversi yang Sulit Dihindari

Kehidupan Ahmad Sahroni memang tidak pernah lepas dari sorotan. Sebagai anggota DPR sekaligus pengusaha sukses, ia kerap tampil dengan gaya hidup mewah, mulai dari mobil sport, motor gede, hingga jam tangan eksklusif. Koleksi jam tangan Richard Mille yang dimilikinya hanya salah satu bagian kecil dari harta benda yang sering ia pamerkan ke publik.

Namun, momen penjarahan di rumahnya menimbulkan sisi lain dari koleksi tersebut. Alih-alih hanya menjadi simbol kemewahan, jam tangan itu justru berubah menjadi simbol kontroversi. Publik bertanya-tanya bagaimana mungkin barang mewah bernilai miliaran rupiah bisa dengan mudah dijarah, bahkan dipamerkan tanpa rasa bersalah oleh anak-anak.

Fenomena ini juga memperlihatkan betapa tajamnya jurang sosial di masyarakat. Di satu sisi, ada figur publik dengan koleksi jam tangan seharga belasan miliar rupiah. Di sisi lain, ada anak-anak yang melihat barang tersebut sebagai sesuatu yang sangat asing, lalu merasa bangga bisa memamerkannya meski bukan milik mereka.

Peristiwa kericuhan di rumah Ahmad Sahroni pada 30 Agustus 2025 tidak hanya meninggalkan jejak soal keamanan, tetapi juga membuka diskusi luas mengenai gaya hidup mewah seorang pejabat publik. Koleksi jam tangan Richard Mille miliknya, yang bernilai miliaran rupiah, semakin menarik perhatian setelah salah satunya dibawa kabur dan dipamerkan di media sosial.

an, Sahroni memang dikenal sebagai penggemar jam tangan mewah. Dari tipe Richard Mille 11-03 seharga Rp2,5 miliar hingga model eksklusif 53-01 Tourbillon Pablo McDonough seharga Rp12,8 miliar, koleksinya menjadi bukti bahwa jam tangan bisa berfungsi ganda: sebagai gaya hidup dan instrumen investasi.

Namun, kontroversi tidak bisa dihindari. Koleksi jam tangan itu bukan hanya memperkuat citra Sahroni sebagai “Sultan Priok”, tetapi juga mengundang kritik publik tentang gaya hidup yang dianggap terlalu glamor. Penjarahan yang terjadi sekaligus memperlihatkan kesenjangan sosial yang tajam di masyarakat.

Akhirnya, kasus ini memberi pelajaran bahwa barang mewah tidak hanya soal kebanggaan, tetapi juga bisa menjadi sumber masalah ketika dipamerkan di ruang publik. Bagi Ahmad Sahroni, koleksi jam tangan yang dulunya simbol kesuksesan kini justru berubah menjadi sorotan kontroversial di tengah masyarakat.