Profil Ahmad Sahroni, Politikus Nasdem yang Dinonaktifkan dari DPR RI

Ahmad Sahroni, profil Ahmad Sahroni, kekayaan Ahmad Sahroni, ahmad sahroni anggota dpr, Ahmad Sahroni dinonaktifkan dari DPR, Profil Ahmad Sahroni, Politikus Nasdem yang Dinonaktifkan dari DPR RI

DPP Partai Nasdem resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari keanggotaan DPR RI Fraksi Partai Nasdem.

Keputusan tersebut diambil setelah pernyataan keduanya dianggap menyinggung dan melukai perasaan masyarakat.

“Bahwa dalam perjalanan mengemban aspirasi masyarakat, ternyata ada pernyataan dari pada wakil rakyat, khususnya Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem yang telah menyinggung dan menciderai perasaan rakyat,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim.

Ia menegaskan, pernyataan Sahroni dan Nafa dinilai tidak sejalan dengan garis perjuangan partai.

“Bahwa atas pertimbangan hal-hal tersebut di atas dengan ini DPP Partai Nasdem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai Nasdem menonaktifkan Saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem,” imbuhnya.

Pernyataan Kontroversial

Sahroni sebelumnya menuai sorotan publik karena komentarnya soal desakan pembubaran DPR. Ia menilai pandangan tersebut keliru dan bahkan menyebutnya sebagai sikap orang tolol.

“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” kata Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

Usai pernyataan itu viral, posisi Sahroni sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR dipindahkan ke Komisi I. Hermawi Taslim menegaskan pemindahan tersebut sekadar rotasi.

“Tidak ada pencopotan, hanya penyegaran,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (29/8/2025).

Saat ditanya apakah rotasi berkaitan dengan pernyataan Sahroni, Hermawi membantah.

“Rotasi biasa saja,” katanya.

Profil Ahmad Sahroni

Ahmad Sahroni lahir di Tanjung Priok, Jakarta, pada 8 Agustus 1977. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana dan pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu, sopir antar jemput anak sekolah, sopir perusahaan pengisian BBM, hingga tukang cuci di kapal pesiar.

Pendidikan formalnya ditempuh di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Bangsa (S1, 2009), Stikom InterStudi (S2, 2020), dan doktor ilmu hukum di Universitas Borobudur Jakarta (2024).

Karier bisnisnya berkembang pesat, khususnya di bidang transportasi bahan bakar minyak, properti, hingga otomotif. Sahroni dikenal luas sebagai “crazy rich” Tanjung Priok serta kolektor mobil mewah. Ia juga mendirikan Brotherhood Club Indonesia dan menjabat sebagai Ketua Ferrari Owners Club Indonesia.

Dalam politik, Sahroni bergabung dengan Partai Nasdem pada 2013. Ia terpilih sebagai anggota DPR RI sejak 2014 dari Dapil DKI Jakarta III, dan periode 2019–2024 dipercaya menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR. Di internal partai, ia menjabat Bendahara Umum DPP Partai Nasdem sejak 2019.

Rumah Didatangi Massa

Kontroversi pernyataannya berbuntut panjang. Pada Sabtu (30/8/2025), rumah Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa yang datang dengan sepeda motor. Mereka berorasi menyuarakan kekecewaan atas ucapannya.

Rumah bercat hitam dengan pagar tinggi itu tampak terkunci rapat. Dari luar hanya terlihat satu mobil terparkir di halaman, sementara seorang pria berjaga di dalam. Massa kemudian membubarkan diri sekitar pukul 15.15 WIB.

Harta Kekayaan Rp 328,91 Miliar

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2024 yang diumumkan pada 21 Februari 2025, Sahroni tercatat memiliki kekayaan bersih Rp 328,91 miliar setelah dikurangi utang Rp 34,95 miliar.

Rinciannya antara lain:

  • 19 aset properti senilai Rp 139,58 miliar, tersebar di Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, hingga Badung, Bali.
  • 28 kendaraan senilai Rp 38,13 miliar, terdiri dari mobil klasik, mobil sport, hingga motor gede. Beberapa di antaranya: Ferrari 366 (Rp 2,5 miliar), Porsche 9E3 RS (Rp 6,6 miliar), Tesla X75D (Rp 2,8 miliar), hingga Tesla Cybertruck (Rp 4 miliar).
  • Harta bergerak lainnya Rp 107,73 miliar.
  • Kas dan setara kas Rp 78,35 miliar.
  • Surat berharga Rp 60 juta.

Dengan segala catatan tersebut, Ahmad Sahroni kini menghadapi sorotan tajam publik sekaligus tekanan politik setelah dinonaktifkan dari DPR RI.

Disclaimer: Pemberitaan ini untuk kepentingan informasi publik, agar hak masyarakat untuk tahu tetap terjaga.

Redaksi menolak kekerasan/perusakan/pembakaran/penjarahan, karena bangsa ini hanya akan kuat jika kita setia melindungi sesama, merawat fasilitas umum, dan menjaga dunia usaha tetap berjalan agar ekonomi tak makin terpuruk.

Tetap tenang, jangan terprovokasi, jadikan negeri ini rumah aman buat kita semua, dan utamakan sumber informasi yang kredibel.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!