Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Dinonaktifkan Partai Golkar dari Fraksi, Ini Alasannya

Fraksi Partai Golkar, Wakil Ketua DPR, Adies Kadir, tunjangan dpr ri, tunjangan beras DPR, penonaktifan anggota dpr, Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Dinonaktifkan Partai Golkar dari Fraksi, Ini Alasannya

Partai Golkar resmi menonaktifkan Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, dari keanggotaan Fraksi Golkar DPR.

Keputusan ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, pada Minggu (31/8/2025).

“Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar resmi menonaktifkan saudara Adies Kadir sebagai Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, terhitung sejak Senin, 1 September 2025,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Sarmuji menegaskan, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan eskalasi sosial yang meningkat beberapa hari terakhir akibat pernyataan Adies terkait tunjangan DPR.

Menurutnya, aspirasi masyarakat menjadi pertimbangan utama dalam setiap langkah Partai Golkar.

“Seluruh kiprah perjuangan Partai Golkar merupakan kristalisasi semangat kerakyatan yang berdasar pada undang-undang,” tambahnya.

Bagaimana Pernyataan Adies Memicu Kontroversi?

Adies Kadir sebelumnya menuai kritik tajam setelah dalam sebuah wawancara menyebut bahwa tunjangan beras untuk anggota DPR sebesar Rp 12 juta per bulan dan tunjangan bensin Rp 7 juta per bulan.

Pernyataan ini memicu kemarahan publik di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit. Namun, sehari kemudian, Adies mengklarifikasi bahwa data yang ia sampaikan keliru.

Ia menjelaskan bahwa tunjangan beras sebenarnya hanya sekitar Rp 200.000 per bulan dan tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2010. Sementara tunjangan bensin sekitar Rp 3 juta per bulan.

Adies juga menegaskan bahwa tidak ada kenaikan gaji pokok, melainkan hanya tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta yang diberikan karena rumah dinas untuk anggota DPR telah dialihfungsikan.

“Tidak ada kenaikan gaji, yang ada memang hanya tunjangan perumahan yang sudah dianggarkan sejak tahun lalu. Jadi itu klarifikasi saya, semoga ini tidak menimbulkan polemik di masyarakat,” ungkapnya di Kompleks Parlemen, Rabu (20/8/2025).

Apa Dampak Pernyataan Itu di Tengah Aksi Massa?

Pernyataan Adies tersebut diduga jadi salah satu pemicu gelombang unjuk rasa besar-besaran yang dimulai pada 25 Agustus 2025.

Puncaknya terjadi pada 28 Agustus, ketika seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan meninggal setelah terlindas mobil Brimob dalam aksi demonstrasi.

Peristiwa ini membuat kemarahan publik semakin memuncak, khususnya di kalangan driver ojol yang merasa aspirasi mereka tidak dihargai.

Unjuk rasa kemudian meluas ke berbagai kota dan daerah, menambah tekanan politik terhadap Partai Golkar dan DPR secara keseluruhan.

Situasi ini membuat partai merasa perlu mengambil langkah tegas terhadap Adies untuk meredam gejolak sosial.

Selain menonaktifkan Adies Kadir, Partai Golkar juga menyampaikan rasa duka cita mendalam atas korban yang jatuh dalam aksi protes tersebut.

“DPP Partai Golkar menyampaikan rasa dukacita mendalam atas meninggalnya sejumlah warga negara Indonesia dalam berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini ketika mereka memperjuangkan aspirasi,” kata Sarmuji.

Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Golkar Nonaktifkan Wakil Ketua DPR Adies Kadir dari Fraksinya".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!