Jungkook BTS Dikuntit Sasaeng Usia 40-an, Warganet Sebut Pelaku No Life

telah beberapa kali menjadi korban pelanggaran privasi. Pelanggaran terbaru melibatkan sasaeng berkewarganegaraan Korea Selatan.
Pelaku, yang dilaporkan seorang perempuan berusia 40-an, ditemukan sekitar pukul 23.20 pada Minggu (30/8) oleh seorang petugas keamanan yang melihatnya memasuki area parkir Jungkook setelah mengikuti kendaraan lain dari belakang.
Sebelumnya, pada 27 Juli, seorang perempuan China ditangkap dan dirujuk ke kantor kejaksaan karena upaya penerobosan setelah berulang kali mencoba masuk ke rumah Jungkook dengan memasukkan kode sandi pintu.
Meskipun usia perempuan asal Tiongkok itu tidak diungkapkan, kedua insiden melibatkan perempuan dewasa sehingga membuat mereka langsung dapat ditangkap dan dikenai penerapan hukum yang lebih ketat.
Atas dua kejadian yang berulang ini, warganet Korea menyatakan keprihatinan, mengkritik perilaku para pelaku mengingat mereka seharusnya lebih tahu diri sebagai orang dewasa. Banyak yang menekankan bahwa tindakan semacam ini tidak bisa dianggap sebagai kesalahan remaja atau penggemar yang belum berpengalaman, tapi pelanggaran serius yang bersifat kriminal.
Namun, hal yang menarik yakni banyak yang berspekulasi bahwa fandom BTS saat ini, terutama yang fokus pada anggota individu, tampaknya mencakup banyak penggemar yang lebih tua. Mereka amat mungkin dulunya bagian dari penggemar generasi pertama K-Pop. Generasi itu terkenal dengan aksi ekstrem seperti menguntit, menerobos, melecehkan, serta melakukan teror fisik dan mental. Insiden masa lalu termasuk mengirim surat yang ditulis dengan darah dan bentuk pemerasan lain yang menargetkan idola seperti H.O.T., Shinhwa, Sechskies, Baby V.O.X, Fin.K.L, dan TVXQ.
TVXQ bahkan pernah mengalami pelecehan dari sasaeng yang berulang kali menerobos asrama mereka, mencuri barang pribadi, bahkan menghadapi insiden mengancam nyawa ketika Yunho harus dirawat di rumah sakit setelah meminum soda yang dicampur lem cair yang diberikan seorang ‘penggemar’.
Jungkook telah menyatakan rasa frustrasinya yang mendalam atas pelanggaran semacam ini. Para penggemar dan warganet menyuarakan dukungan, bersimpati dengan betapa mengerikannya menghadapi penerobosan rumah oleh orang asing dewasa.
“Wow, serius, semua perempuan paruh baya yang sejak generasi pertama nge-stan obsesif kayaknya berakhir seperti ini,” kata salah seorang warganet.
Lainnya menyebut pelaku penerobosan terlalu obsesif sehingga nyaris no life.
“Get a life. Cari kegiatan lain lah,” timpal warganet lainnya.(dwi)