Sering Makan Asin Beneran Bikin “Bodoh”? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi makan, Tekanan Darah Tinggi: Pintu Masuk ke Fungsi Otak yang Menurun , Dehidrasi Ringan dari Asupan Garam Tinggi, Stres Oksidatif dan Peradangan Otak (Gut–Brain Axis) , Gangguan Tau, Alzheimer, dan Garam , Risiko Pikun Jangka Panjang dan Demensia, Cara Menurunkan Asupan Garam Tanpa Hilangkan Rasa
Ilustrasi makan

Di Indonesia, makanan asin seperti kerupuk, mie instan, ikan asin, atau snack gurih sudah menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Banyak yang tahu bahwa garam berlebih bisa memicu darah tinggi atau gangguan ginjal. Tapi sedikit yang sadar bahwa konsumsi garam yang terlalu banyak juga bisa merusak otak.

Pertanyaannya apakah sering makan asin bisa benar-benar bikin “bodoh”? Artikel ini mengupas jalur ilmiah di balik itu mulai dari hipertensi, dehidrasi, peradangan saraf, hingga risiko neurodegeneratif disertai kutipan dari para ahli dunia yang kredibel.

Pertama mari pahami konsumsi garam harian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan maksimal 2.000 mg natrium per hari (±5 gram garam), tapi banyak orang bisa mengonsumsi dua kali lipatnya tanpa sadar. Garam berlebih menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan tekanan darah, sehingga menjadi titik awal dari efek buruk terhadap tubuh dan otak.

Tekanan Darah Tinggi: Pintu Masuk ke Fungsi Otak yang Menurun

Hipertensi yang berlangsung lama bisa merusak pembuluh darah kecil di otak dan mengganggu cerebral autoregulation kemampuan otak mengatur aliran darah sendiri sehingga suplai oksigen dan pembuangan zat berbahaya terganggu.

Lebih penting lagi, studi jangka panjang ARIC (Atherosclerosis Risk in Communities) menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi atau bahkan tekanan darah yang sedikit di atas normal (prehipertensi) di usia paruh baya secara signifikan terkait dengan risiko demensia lebih tinggi puluhan tahun kemudian

“Risiko demensia lebih tinggi pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi di usia paruh baya ini adalah faktor yang bisa dimodifikasi,” kataDr. Rebecca F. Gottesman, dari Johns Hopkins University seperti dikutip dari laman Neuroscience News.

Dehidrasi Ringan dari Asupan Garam Tinggi

Garam yang berlebihan menarik cairan dari sel ke luar pembuluh darah, memicu dehidrasi ringan. Kondisi ini cukup untuk menurunkan konsentrasi, memperlambat daya pikir, dan membuat pikiran mudah lelah. Bayangkan setelah makan mi instan super asin atau snack gurih, perasaan lapar, haus, dan malas berpikir bukan hal yang asing!

Stres Oksidatif dan Peradangan Otak (Gut–Brain Axis)

Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa diet tinggi garam menurunkan aliran darah otak dan memicu disfungsi endotel (lapisan pembuluh darah), walau tekanan darah tetap normal. Mekanismenya menarik garam berlebih merangsang sel-sel imun di usus (sel TH17), memicu produksi interleukin-17 (IL-17) ke dalam darah, yang kemudian mengganggu fungsi pembuluh darah otak.

“Diet tinggi garam menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah dan penurunan aliran darah otak, sehingga memicu gangguan kognitif bahkan tanpa tekanan darah naik,”kata Dr. Costantino Iadecola, dari Weill Cornell Medicine.

Gangguan Tau, Alzheimer, dan Garam

Lebih lanjut, kekurangan produksi nitric oxide yang disebabkan oleh garam tinggi bisa mengganggu stabilitas protein tau di neuron, memicu hiperfosforilasi tau kondisi dimana tau mengikat dengan salah dan membentuk gumpalan patogenik seperti pada Alzheimer. Menariknya, Tikus yang diberikan anti-tau antibody atau genetik tau-null tidak mengalami gangguan kognitif meski mengalami disfungsi vaskular.

“Diet tinggi garam menyebabkan hiperfosforilasi tau dan gangguan kognitif efek ini dicegah jika produksi nitric oxide dipulihkan,” sambung Dr. Costantino Iadecola.

Risiko Pikun Jangka Panjang dan Demensia

Faktor risiko vaskular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, prehipertensi yang muncul di usia paruh baya terbukti meningkatkan risiko demensia hingga 25 tahun kemudian. Ini mempertegas bahwa menjaga tekanan darah dan meningkatkan pola makan rendah garam bukan hanya baik untuk tubuh, tapi juga otak jangka panjang.

Cara Menurunkan Asupan Garam Tanpa Hilangkan Rasa

Untuk menjaga otak tetap tajam, beberapa tip praktis:

  • Gunakan rempah alami seperti konsumsi bumbu herbal dan kaldu rumahan.
  • Hindari makanan olahan seperti mie instan, snack asin, bumbu penyedap.
  • Perhatikan label nutrisi: pilih produk dengan natrium rendah.
  • Biarkan lidah beradaptasi—inilah cara menyehatkan yang paling efektif dan sustainable.