Penyebab Kerontokan Rambut yang Sering Ditemui Dokter di Kliniknya

Rambut rontok adalah momok bagi pria atau wanita. Hilangnya helaian rambut yang terlalu banyak dapat membuat rambut tampak tipis, bahkan botak. Kekhawatiran ini mendorong banyak orang yang mengalaminya mencari pertolongan ke dokter.
Dijelaskan oleh dokter dermatologi Agnes Nindia Sp.DVE, penyebab kerontokan rambut yang paling sering ditemui di kliniknya adalah stres, penyakit sistemik, hingga perubahan hormon pascamelahirkan.
"Kalau keluhan kerontokan rambut yang paling sering di alami pasien saya, nomor satu stres, terus adanya penyakit-penyakit sistemik lainnya," kata dokter yang mendirikan Nindia Clinic di kota Yogyakarta ini kepada Kompas.com (4/9/2025).
Ia menjelaskan, stres yang kita alami dapat menurunkan semua regulasi yang ada dalam tubuh, termasuk pertumbuhan rambut.
"Semua siklus fase pertumbuhan seperti anagen, katagen, dan telogen, akan terganggu," ujarnya.
Sementara itu, penyakit sistemik yang juga memicu kerontokan rambut antara lain autoimun hingga penyakit tiroid.
Ditambahkan oleh dr.Agnes, kekurangan nutrisi seperti defisiensi besi, defisiensi vitamin D, dan defisiensi zink, juga menambah parah kerontokan rambut.
"Untuk menentukan terapi yang efektif, perlu dilakukan pemeriksaan dulu apa penyebab utama rontoknya," ujarnya.
Kerontokan rambut karena hormonal
Jenis kerontokan rambut lain yang paling sering ditemui adalah androgenetik alopesia yang bisa dialami pria atau wanita.
Ciri utama kebotakan androgenetik alopesia adalah botak di mulai dari bagian dahi atau tengah kepala.
Menurut penjelasan dr.Panji Respati Sp.DVE dari klinik ERHA Ultimate, androgenetik alopesia terjadi karena pengaruh hormonal dan hormon androgen. Beberapa orang memang sensitif pada hormon ini.
"Karena yang berperan dalam kebotakan ini adalah hormon androgen maka kita bantu kendalikan dengan obat antiandrogen. Namun, karena obat ini menghambat hormon androgen bisa menyebabkan efek samping, apalagi obatnya harus diminum jangka panjang," tutur dr.Panji.
Saat ini terdapat pengobatan baru berbasis medis yaitu ARCHE teknologi ISC yang mampu menghasilkan chitosan bermolekul rendah.
"Obat ini akan merangsang aktivasi dari dermal papila, yaitu suatu bagian rambut, sehingga pertumbuhan rambut terangsang," papar dr.Panji.
Ditambahkan oleh dr.Agnes, penggunaan ARCHE telah terbukti efektif untuk mengatasi kerontokan atau kebotakan, bahkan pada kasus androgentik alopesia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.