Rekayasa Contraflow Diberlakukan, Pola Berkendara Patut Disesuaikan

Rekayasa lalu lintas dengan skema contraflow di lajur Tol Jakarta-Cikampek mulai diberlakukan pada H-2 mudk Lebaran 2025 atau Sabtu (29/3/2025).
Vice President Corporate Secretary & Legal PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) Ria Marlinda Paallo menyampaikan rekayasa lalu lintas itu dilakukan untuk mengurai peningkatan volume lalu lintas pada periode libur hari raya Idulfitri 1446H/2025M.
Meski bertujuan memperlancar arus lalu lintas, berkendara di rekayasa ini membutuhkan kewaspadaan ekstra. Pengemudi perlu memperhatikan beberapa aspek supaya tetap aman selama perjalanan.
Atas diskresi Kepolisian, Jasa Marga akan melakukan uji coba pemindahan pintu masuk contraflow di Ruas Tol Dalam Kota arah Senayan/Bandara Soekarno Hatta.
Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menyebut salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kecepatan kendaraan. Kecepatan ideal di lajur contraflow adalah sekitar 60-70 kilometer per jam (kpj).
"Kecepatan kendaraan perlu disesuaikan dengan ruang yang terbatas, mengingat hanya ada separator berupa safety cone. Usahakan untuk tidak saling mendahului, karena kondisi ini bisa meningkatkan risiko kecelakaan," ujarnya kepada Kompas.com.
Kecepatan yang stabil akan membantu pengendara menghindari kemungkinan tabrakan, karena kedua arah kendaraan melaju dengan kecepatan yang sama tingginya.
Lalu, pastikan kondisi kendaraan selalu dalam keadaan prima. Sebab ketika mobil mengalami masalah, dampaknya sangat besar, yaitu kemacetan sampai kecelakaan.
"Sebelum berangkat, pastikan kendaraan dalam kondisi siap jalan. Apabila satu kendaraan bermasalah, dampaknya bisa sangat besar, bahkan menyebabkan kemacetan panjang," kata Sony.
Contraflow Tol Jakarta-Cikampek
Sementara itu, Marcell Kurniawan dari The Real Driving Centre (RDC) juga menambahkan bahwa pengemudi sebaiknya tidak menggunakan fitur cruise control saat melintas di jalur contraflow.
"Cruise control memang bermanfaat, tetapi di jalur contraflow, pengemudi harus tetap siaga untuk melakukan manuver, baik itu akselerasi, deselerasi, atau menghindari hambatan yang tak terduga," jelasnya.
Sedangkan cruise control dapat membatasi kemampuan pengemudi untuk bereaksi cepat terhadap situasi darurat, yang sangat berbahaya dalam kondisi jalur contraflow.