Menguji Kenyamanan Suspensi Nissan Grand Livina Bekas

Kompas.com berkesempatan langsung menguji kenyamanan suspensi Nissan Grand Livina bekas, Kamis (8/5/2025). Unit yang diuji model L11 tahun 2016 dengan mesin HR15 dan transmisi CVT.
Mobil ini kerap dinilai memiliki suspensi mudah rusak, sehingga ada kemungkinan unit bekas yang diuji tak mampu memberikan kenyamanan pada penumpang.
Performa suspensi menjadi fokus tim redaksi pada pengujian kali ini. Mulai dari ayunan suspensi ketika melewati jalan tak rata, bunyi kaki-kaki yang muncul, dan kestabilannya saat melaju.
Saat Grand Livina berkelir hitam ini digunakan melewati polisi tidur dengan kecepatan kurang dari 10 Kpj, suspensi cukup baik dalam meredam guncangan. Sehingga, ayunannya hanya sekali.
Kondisi ini menandakan shock absorber masih bekerja dengan baik di keempat sisinya. Bila komponen ini sudah lemah, saat mobil melewati polisi tidur akan mangayun beberapa kali, sehingga kurang nyaman.
Saat melewati polisi tidur miring, membuat suspensi kanan dan kiri mengayun bergantian, mobil ini terasa bergoyang, namun masih dalam kondisi wajar berkat adanya stabilizer bar.
Bila bushing stabilizer pecah, atau link stabilizer sudah aus, saat mobil mengayun akan terdengar bunyi ketukan seperti logam ketemu logam di lantai mobil. Sementara pada unit yang diuji bunyi tersebut tidak muncul.
Sementara pada saat mobil melaju kencang 40 sampai 60 Kpj di jalan aspal bergelombang, Grand Livina ini masih mampu meredam getaran dengan sempurna, sehingga penumpang tidak merasakan adanya jalan aspal tak rata.
Selain nyaman, mobil ini memiliki kesenyapan lebih daripada mobil LMPV di kelasnya. Tapi, bila shock absorber dan rack steer sudah rusak, bunyi ketukan akan sering sekali muncul seiring roda menghantam jalan tak rata.
Dari segi kestabilan, mobil ini masih nyaman dan mudah dikendalikan untuk bermanuver di jalan raya. Roda kemudi ringan saat diputar, dan padat ketika melaju kencang di jalan yang lurus.
Hasil pengujian Grand Livina L11 CVT bekas ini cukup berkesan karena meski dalam kondisi bekas, suspensinya masih terasa seperti pada mobil baru. Ini menandakan, perawatan suspensi yang tepat tidak menghianati hasil.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel dan showroom mobil bekas Aha Motor Yogyakarta mengatakan karakter suspensi Grand Livina pada dasarnya nyaman karena ada banyak peredam di suspensinya.
“Peredam ini terbuat dari bahan karet, sehingga getaran dan kejutan dari permukaan jalan bisa diredam dengan lebih baik, karet peredam ini juga yang membuat suspensi Grand Livina bunyi bila sudah rusak,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (8/5/2025).
Karet peredam tersebut banyak dijumpai di antara pertemuan komponen, seperti di cross member dengan sasis, link arm dengan cross member, dudukan shock absorber, dan pengikat stabilizer bar.
“Bila karet peredam ini rusak, dampaknya daya peredaman berkurang sehingga logam dengan logam bisa saling bertemu dan menimbulkan bunyi ketukan, ini bisa bikin tak nyaman penumpang,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, usia pakai karet peredam berkisar sekitar 5 tahun dengan komponen genuine atau aftermarket yang berkualitas. Sementara pilihan kualitas yang lebih rendah juga banyak.
Hardi juga mengatakan, perbaikan suspensi Grand Livina tidak selalu harus mengganti komponen satu set, tapi hanya pada karet peredamnya yang rusak, agar biaya lebih murah.
“Bila kerusakan tidak sampai merusak bentuk komponen, dan ini jarang terjadi, perbaikan cukup ganti bushingnya saja, kenyamanan bisa pulih kembali,” ucap Hardi.