Nissan Akan PHK Lebih dari 10.000 Pekerja Secara Global

Salah satu perusahaan raksasa otomotif asal Jepang, Nissan dikabarkan bakal kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran hingga 10.000 karyawan di seluruh dunia.
Langkah ini menambah total jumlah PHK yang sebelumnya diumumkan menjadi sekitar 20.000 orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerjanya, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (13/5/2025).
Efisiensi tersebut terpaksa dilakukan di tengah upaya perusahaan untuk merampingkan operasional dan memperkuat ketahanan bisnis setelah mengalami penurunan penjualan di dua pasar utama, yaitu China dan Amerika Serikat (AS).
Apalagi Nissan memperkirakan bakal mencatat kerugian bersih antara 700 miliar yen hingga 750 miliar yen (setara Rp 75 triliun) untuk tahun keuangan yang berakhir pada Maret 2025.
Jika terjadi, maka akan menjadi rekor kerugian terbesar dalam sejarah Nissan yang sebelumnya dialami pada periode 1999-2000 senilai 684 miliar yen. Kala itu, mereka mengalami kerugian karena bermitra dengan Renault.
Secara perinci, kinerja buruk Nissan sebagian disebabkan oleh kegagalan memanfaatkan tren kendaraan hybrid di pasar AS serta ketidakmampuan mempertahankan keunggulan awal di segmen mobil listrik
Di China, pasar otomotif terbesar dunia, Nissan juga mengalami penurunan penjualan. Untuk mengatasinya, mereka merencanakan peluncuran sekitar 10 model baru dalam beberapa tahun mendatang.