Penjualan Nissan di Indonesia Terus Turun, Tergerus Merek Cina
Nissan jadi salah satu pabrikan Jepang yang nampaknya tengah kesulitan mempertahankan penjualan di tengah berbagai tantangan pasar.
Di Indonesia, nasib penjualan Nissan tidak begitu baik dibandingkan para kompetitor asal Jepang lain. Ditambah lagi kehadiran berbagai manufaktur Cina.
Diolah dari data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), Nissan hanya mencatatkan penjualan ritel (dari diler ke konsumen) sebanyak 76 unit sepanjang Mei 2025.
Angka tersebut terus turun sejak April yakni 84 unit, lalu tertinggi di 2025 pada Maret sebanyak 163 unit.

Jika dibandingkan, penjualan ritel Nissan Januari-Mei 2025 turun 8,2 persen menjadi 525 unit dari 572 unit di periode yang sama 2024.
Penjualan Nissan Januari-Mei 2025 (525 unit ritel)
- Januari, 89 unit
- Februari, 113 unit
- Maret, 163 unit
- April, 84 unit
- Mei, 76 unit
Penjualan Nissan Januari-Mei 2024 (572 unit ritel)
- Januari, 93 unit
- Februari, 121 unit
- Maret, 202 unit
- April, 80 unit
- Mei, 76 unit
Sedangkan sepanjang 2024, Nissan hanya berhasil menjual 1.472 unit kendaraan. Berbanding jauh dari para rival seperti Suzuki (69.392 unit), Mitsubishi (74.030 unit) samai Toyota (293.788 unit).
Di era elektrifikasi, mobil listrik Nissan Leaf yang dahulu sempat digadang sebagai pelopor EV (Electric Vehicle) Tanah Air lama tak terdengar kabarnya.
Jika dilihat di data Gaikindo, Nissan bahkan sudah tak lagi menyalurkan unit dari pabrik ke diler alias tercatat nol unit.
Tak hanya di Indonesia, penjualan Nissan di negara asalnya juga alami penurunan. Jelang akhir Mei 2025, disebutkan bahwa mereka menawarkan karyawannya pensiun dini.
Isu miring lain kerap beredar. Seperti rencana Nissan menjual asetnya termasuk kantor. Padahal lokasi kantor mereka dinilai strategis dan memiliki nilai lebih dari 100 miliar yen atau sekitar Rp 11,3 triliun dalam kurs rupiah.
Hal tersebut dilakukan guna memperbaiki situasi sulit yang tengah dialami oleh Nissan.

Per April 2025, penjualan kendaraan kecil kecil Nissan di Jepang turun 14,6 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan angka kendaraan terdaftar jeblok 21,6 persen, dan penjualan global turun 7,2 persen.
Catatan ekspor mereka tak menyumbangkan hasil baik, turun 14,8 persen dibandingkan 2024.

Belum diketahui pasti bagaimana nasib Nissan di masa mendatang khususnya di Indonesia. Namun saat ini, mereka fokus menghadirkan mobil berteknologi hybrid e-Power seperti Kicks dan Serena.
Tahun ini, salah satu produk baru mereka yang disinyalir debut adalah X-Trail e-Power. Model itu berpeluang jadi pemicu kenaikan penjualan Nissan di tengah naiknya tren SUV (Sport Utility Vehicle).