Warga Spanyol Tembaki Turis dengan Pistol Air, Memprotes Pariwisata Massal

 Warga Spanyol Tembaki Turis dengan Pistol Air, Memprotes Pariwisata Massal

tak disambut ramah di Spanyol pada Minggu (16/5). Di Barcelona dan Pulau Mallorca, para demonstran menembaki wsiatawan dengan pistol air. Tindakan itu mereka lakukan saat mereka turun ke jalan menuntut perubahan model ekonomi yang menurut mereka memicu krisis perumahan dan menghapus karakter asli kota mereka.

Aksi unik ini merupakan bagian dari upaya terkoordinasi pertama oleh para aktivis yang prihatin terhadap dampak negatif pariwisata massal di destinasi utama Eropa Selatan. Pada Minggu (15/6), ribuan orang berunjuk rasa di Mallorca, menjadikannya aksi terbesar hari itu. Ratusan lainnya berkumpul di kota-kota lain di Spanyol, serta di Venesia, Italia, dan ibu kota Portugal, Lisbon.

“Pistol air ini untuk sedikit mengganggu para turis,” kata Andreu Martinez di Barcelona, dikutip The Korea Times. Sambil tertawa, Martinez menyemprot pasangan yang sedang duduk di kafe luar ruangan. “Barcelona sudah diserahkan kepada turis. Ini merupakan perjuangan untuk mengembalikan Barcelona kepada warganya,” imbuhnya.

Martinez, 42, seorang asisten administrasi, ialah satu dari semakin banyak warga yang yakin bahwa pariwisata di kota berpenduduk 1,7 juta ini sudah kelewat batas. Tahun lalu, Barcelona dikunjungi 15,5 juta wisatawan yang ingin melihat basilika La Sagrada Familia karya Antoni Gaudi dan jalan Las Ramblas nan tersohor.

Martinez mengatakan sewanya telah naik lebih dari 30 persen karena semakin banyak apartemen di lingkungannya disewakan kepada turis untuk jangka pendek. Ia juga menyebut dampaknya terasa dengan semakin banyaknya toko tradisional yang digantikan usaha yang menyasar turis, seperti toko suvenir, restoran burger, dan gerai bubble tea.

“Kehidupan kami, sebagai warga asli Barcelona, sedang menuju kehancuran. Kami sedang disingkirkan secara sistematis,” ujarnya.

Di Barcelona, para demonstran meniup peluit dan membawa poster buatan sendiri bertuliskan ‘satu turis lagi, satu warga lagi yang hilang’. Mereka juga menempelkan stiker bertuliskan ‘Pertahanan Diri Warga’ dalam bahasa Katalan dan ‘Tourist Go Home’ dalam bahasa Inggris dengan gambar pistol air di pintu-pintu hotel dan hostel.

Ketegangan terjadi ketika iring-iringan massa berhenti di depan sebuah hostel besar, saat sekelompok orang menyemprot dua pegawai hostel yang berjaga di pintu masuk. Mereka juga menyalakan petasan di dekat hostel tersebut dan membuka kaleng asap berwarna merah muda. Salah seorang pegawai hostel meludahi para demonstran sambil membanting pintu.

Pasangan wisatawan asal Amerika, Wanda dan Bill Dorozenski, sedang berjalan di jalur perbelanjaan mewah utama Barcelona ketika demonstrasi berlangsung. Mereka sempat terkena semprotan, tapi Wanda menyebut itu menyegarkan mengingat suhu mencapai 28,3 derajat celsius.

“Itu menyenangkan, terima kasih sayang. Saya tidak akan mengeluh. Orang-orang ini merasakan sesuatu yang sangat personal bagi mereka, dan mungkin telah menghancurkan beberapa bagian kota ini,” katanya.

Banyak juga demonstran yang membawa pistol air hanya untuk menyemprot diri sendiri demi mendinginkan tubuh, bukan menyasar orang lain.

Sementara itu, sekitar 5.000 orang berkumpul di Palma, ibu kota Mallorca, beberapa membawa pistol air dan meneriakkan, ‘ke mana pun kamu melihat, semuanya turis’. Sayangnya, wisatawan yang disemprot justru menanggapinya dengan tawa. Di Granada, di selatan Spanyol, serta di Kota San Sebastián di utara dan di Pulau Ibiza, ratusan orang lainnya juga melakukan aksi serupa.

Di Venesia, sekitar dua lusin pengunjuk rasa membentangkan spanduk yang menuntut penghentian pembangunan hotel baru tepat di depan dua bangunan baru di pusat kota bersejarah yang menjadi destinasi wisata utama di kota laguna tersebut. Aktivis mengatakan satu-satunya penduduk asli terakhir di sana, seorang perempuan tua, telah dipaksa keluar tahun lalu.

Pemerintah Bereaksi, tapi bukan Win-Win Solution

kota di seluruh dunia sedang berjuang mengatasi pariwisata massal dan ledakan platform penyewaan jangka pendek. Namun, ketidakpuasan yang meningkat tampaknya paling nyata di Spanyol. Protes dengan pistol air pertama kali terjadi di Barcelona musim panas lalu. Kini gerakan properumahan dan antipariwisata mulai bertemu. Dari 48 juta penduduk Spanyol, negara itu menyambut 94 juta wisatawan internasional pada 2024. Pemerintah Spanyol berupaya menunjukkan mereka mendengar keluhan publik tanpa menghancurkan sektor yang menyumbang 12 persen PDB. Bulan lalu, pemerintah memerintahkan Airbnb untuk menghapus hampir 66.000 listingan sewa liburan yang dianggap melanggar aturan lokal. Menteri Hak Konsumen Spanyol Pablo Bustinduy mengatakan kepada Associated Press tak lama setelah penindakan itu bahwa sektor pariwisata tidak boleh mengancam hak konstitusional rakyat Spanyol, termasuk hak atas perumahan dan kesejahteraan. Menteri Ekonomi Spanyol Carlos Cuerpo, dalam wawancara terpisah, mengatakan pemerintah sadar harus menanggulangi dampak negatif dari pariwisata massal. Langkah paling drastis datang dari pemerintah Kota Barcelona, yang mengejutkan Airbnb dan platform serupa dengan pengumuman bahwa semua 10.000 izin sewa jangka pendek di kota itu akan dihapuskan pada 2028. Sentimen itu kembali bergema hari Minggu, saat demonstran mengangkat poster bertuliskan ‘Airbnb-mu dulunya rumahku’. Di lain sisi, Industri sewa jangka pendek merasa mereka menjadi kambing hitam yang tidak adil. “Saya pikir banyak politisi kita menemukan kambing hitam yang mudah untuk disalahkan atas ketidakefisienan kebijakan mereka selama 10, 15, 20 tahun terakhir dalam bidang perumahan dan pariwisata,” kata Direktur Umum Airbnb untuk Spanyol dan Portugal Jaime Rodríguez de Santiago, kepada AP baru-baru ini. Namun argumen itu tampaknya tidak sampai atau tidak berpengaruh bagi warga biasa di Barcelona. Txema Escorsa, seorang guru di Barcelona, tidak hanya menentang Airbnb di kotanya, tapi juga berhenti menggunakannya saat bepergian ke tempat lain sebagai bentuk prinsip. “Pada akhirnya, kamu menyadari bahwa ini merampas rumah dari orang-orang,” katanya.(dwi)