AS dan Eropa Diam-Diam Bahas Nasib Iran Pasca-Khamenei, Siapkan Segala Kemungkinan

Di tengah saling balas rudal antara Iran dan Israel, para diplomat dari Amerika Serikat dan Eropa diam-diam membahas skenario ekstrem.
Mereka membahas bagaimana jika Republik Islam Iran runtuh dan siapa yang bakal menggantikan Ayatollah Ali Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi?
Menurut laporan CBS News yang dikutip oleh The Jerusalem Post (21/6), diskusi ini mencakup kemungkinan pengamanan fasilitas nuklir Iran, seperti Fordow, dan risiko dampak lingkungan yang bisa terjadi jika situs-situs itu diserang.
Khamenei sendiri dikabarkan tengah bersembunyi sejak perang rudal antara Iran dan Israel meletus seminggu lalu (13/6)
Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengklaim bahwa negaranya “tahu persis di mana Khamenei berada.”
"CBS juga mencatat bahwa sang pemimpin Iran diyakini tengah berjuang melawan kanker," tulis The Jerusalem Post.
Selain itu, situasi di Iran semakin tegang karena gangguan jaringan telekomunikasi dan internet.
Para diplomat mengeluhkan sulitnya menjalin komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang juga dilaporkan berhati-hati berkomunikasi karena takut lokasi Khamenei terlacak.
Di sisi lain, ada pula pembicaraan serius soal program nuklir Iran.
Salah satu usulan dari AS adalah Iran tetap boleh mengembangkan program nuklir sipil, tapi tanpa pengayaan uranium. Bahan bakarnya harus dibeli dari luar negeri.
"Para diplomat juga mempertimbangkan salah satu opsi dari Oman, yaitu membuat konsorsium regional di bawah pengawasan IAEA dan Amerika Serikat yang memungkinkan pengayaan uranium untuk tujuan sipil saja," tutup The Jerusalem Post. (*)