Mengenal Sekolah Rakyat yang Dimulai Hari Ini: Sistem Asrama, LMS Digital, dan Kurikulum Fleksibel

Program Sekolah Rakyat resmi memulai tahun ajaran perdananya pada hari ini, Senin (14/7/2025). Sebanyak 63 titik Sekolah Rakyat memulai kegiatan belajar-mengajar, sementara 37 titik lainnya akan menyusul beroperasi pada akhir bulan.
Total lebih dari 9.700 siswa terdaftar sebagai peserta didik angkatan pertama dari program ini.
Sekolah Rakyat merupakan program afirmasi dari pemerintah yang ditujukan bagi anak-anak dari kelompok miskin dan miskin ekstrem.
Tidak ada seleksi akademik ketat seperti sekolah umum, karena seleksi didasarkan pada Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Kalau untuk Sekolah Rakyat itu enggak pakai tes akademik. Yang penting mereka dari desil satu, artinya kelompok miskin dan miskin ekstrem," ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Apakah Anak Tetap Diukur Kemampuan Akademiknya?
Meskipun tidak menerapkan tes akademik untuk seleksi, Sekolah Rakyat tetap menggunakan metode pemetaan akademik (academic mapping).
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Mohammad Nuh, menjelaskan bahwa pemetaan ini penting untuk mengetahui kondisi awal siswa secara menyeluruh tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga fisik dan psikologis.
"Berapa pun nilainya, sepanjang dia itu miskin desil satu, masuk. Tapi, sekolah tahu persis posisi akademik anak itu saat awal masuk," ujarnya.
Bahkan jika siswa memiliki masalah kesehatan, mereka tetap diterima dan akan mendapat perawatan yang diperlukan.
Bagaimana Kurikulum di Sekolah Rakyat?
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dalam jumpa pers di Kantor Kemensos, terkait Sekolah Rakyat, Rabu (5/3/2025).
Sekolah Rakyat menerapkan kurikulum nasional, namun dengan tambahan model baru bernama Multi Entry-Multi Exit.
Model ini memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan dan kesiapan mereka secara individu. Tiga aspek yang menjadi fokus utama adalah fisik, psikologis, dan akademik.
Program ini juga dilengkapi dengan sistem Learning Management System (LMS) berbasis digital, yang memungkinkan pemantauan kegiatan belajar-mengajar secara real-time dari pusat.
"Nanti di meja Pak Menteri akan tersedia dashboard. Dari sana bisa langsung dilihat berapa siswa yang hadir, mata pelajaran yang diajarkan, hingga siapa guru yang mengajar. Semua termonitor secara online," ungkap Prof. Nuh.
Apa Perbedaan Sekolah Rakyat dengan Sekolah Umum?
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menyebutkan bahwa secara kualitas, Sekolah Rakyat akan setara dengan sekolah umum, bahkan bisa lebih baik dalam beberapa aspek.
"Tapi mungkin kualitas sarana dan prasarana (Sekolah Rakyat), kualitas gurunya itu akan lebih baik. Kita akan memilih guru-gurunya," ujar Toni.
Sekolah Rakyat juga akan berbentuk asrama (boarding school) guna memastikan siswa mendapatkan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung.
Program ini tak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga mencakup penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, serta keterampilan hidup.
Dengan masih banyaknya anak dari keluarga miskin yang tidak dapat mengakses pendidikan berkualitas, Sekolah Rakyat menjadi langkah strategis untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
Pemerintah berharap program ini mampu menjadi model baru pendidikan inklusif dan transformatif bagi masa depan Indonesia.
Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh yang memanusiakan siswa dari segala latar belakang.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "".