Bukan TI, Ini Bidang yang Paling Disarankan CEO Nvidia

Nvidia, Jensen Huang, CEO Nvidia, Bukan TI, Ini Bidang yang Paling Disarankan CEO Nvidia

Chief Executive Officer (CEO) Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa jika ia berusia 20-an tahun saat ini dan baru lulus kuliah, ia tidak akan mendalami bidang teknologi informasi (TI) atau pemrograman.

Huang mengaku akan memilih mendalami ilmu fisika sebagai bekal menghadapi masa depan teknologi.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara pada acara World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, pekan lalu.

Dalam sesi itu, Huang mendapat pertanyaan tentang bidang studi yang sebaiknya dipilih oleh generasi muda di era kecerdasan buatan (AI) yang kian berkembang pesat.

“Untuk Jensen muda, usia 20-an, yang baru lulus sekarang, mungkin dia akan memilih, lebih ke ilmu fisika daripada ilmu perangkat lunak,” ujar Huang.

Menurut dia, dunia teknologi tengah memasuki fase baru yang disebutnya sebagai Physical AI, yaitu fase di mana AI tak lagi hanya memproses data atau menghasilkan konten digital, tetapi juga mampu memahami dan berinteraksi langsung dengan dunia nyata.

“Gelombang berikutnya dari AI menuntut kita memahami hukum-hukum fisika, gesekan, inersia, sebab-akibat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan data. Kita harus membangun AI yang mengerti dunia nyata,” kata Huang.

Huang menjelaskan bahwa AI modern harus mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya di lingkungan fisik, seperti menghitung tekanan yang diperlukan untuk memindahkan objek rapuh, atau menyesuaikan gerak ketika menghadapi hambatan nyata.

“Ketika Anda memasukkan AI fisik ke dalam benda nyata, maka lahirlah robotika,” ujarnya, seperti dikutip KompasTekno dari Economic Times, Selasa (29/7/2025).

Huang menyebut bahwa Physical AI akan menjadi bagian penting dalam pengembangan robot-robot cerdas di masa depan, terutama di tengah ancaman krisis tenaga kerja global.

Menurut dia, dalam waktu 10 tahun, pabrik-pabrik generasi baru akan bergantung pada robot untuk menjalankan banyak fungsi produksi.

“Semoga dalam 10 tahun ke depan, saat kita membangun generasi baru pabrik-pabrik ini, semuanya sangat mengandalkan robot,” katanya.

Meski memiliki latar belakang teknik elektro dan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam industri semikonduktor dan AI, Huang meyakini bahwa dasar-dasar ilmu alam, seperti fisika dan kimia, akan lebih relevan dalam membangun AI generasi berikutnya.

Pernyataan Huang mencerminkan pergeseran fokus dalam dunia teknologi, dari sekadar keterampilan coding ke arah pemahaman lintas disiplin yang lebih ilmiah dan terapan.

“Kalau saya memulai kembali, saya ingin memahami dunia nyata terlebih dahulu,” pungkasnya.