Suami Ungkap Kronologi Mpok Alpa Divonis Kanker Payudara hingga Menyebar ke Paru-paru

Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air setelah kepergian Mpok Alpa yang tutup usia di 38 tahun pada Jumat, 15 Agustus 2025. Setelah prosesi pemakaman, sang suami, Aji Darmaji, akhirnya angkat bicara mengenai kronologi penyakit yang diidap sang istri hingga akhir hayatnya.
Aji membenarkan bahwa Mpok Alpa meninggal akibat kanker payudara. Namun, gejala awalnya baru terlihat jelas setelah kelahiran anak kembar mereka tahun lalu. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.

Mpok Alpa dan suami, Aji Darmaji.
Sejak masih hamil, sang suami mengungkapkan bahwa Mpok Alpa dianalisis oleh dokter mengidap kanker payudara. Namun, gejalanya semakin timbul setelah melahirkan anak kembarnya. Mulanya, benjolan yang muncul sempat dikira masalah pada ASI atau kantong susu.
"Betul (akibat kanker payudara). Nah, itu baru dianalisis. Timbul-timbulnya, benar-benar kelihatan banget setelah melahirkan. Waktu hamil itu dikira kantong susu. Waktu hamil itu berbarengan ada kantong susu, lama-lama habis melahirkan kok makin sakit,” ungkapnya yang dikutip dari Instagram @rumpi_gosip pada Minggu, 17 Agustus 2025..
Ia mengingat, setelah melahirkan, Mpok Alpa mengalami kerontokan rambut yang awalnya dianggap bawaan kehamilan. Namun, hasil pemeriksaan medis mengungkap fakta berbeda.
"Benjolan (di payudara). Setelah melahirkan, bawaan anak juga, ada rambut rontok. Waktu si kakak (lahir) juga rambutnya rontok. Rambut rontok itu katanya, bawaan hamil. Akhirnya, begitu dicek, dibiopsi, itu divonis kanker payudara,” tambah Aji.

Mpok Alpa.
Meski divonis kanker, Mpok Alpa tidak larut dalam kesedihan. Ia tetap menjalani aktivitas syuting dan berkumpul dengan teman-teman demi menjaga semangatnya. Baginya, hati yang gembira adalah bagian dari proses penyembuhan. Ia juga sempat menjalani pengobatan hingga ke Penang, Malaysia, termasuk menjalani kemoterapi.
"Waktu kali pertama dianalisis stadium satu. Perlahan-lahan menyebar, berobat, dengan tumbuhnya besar, cepat berkembang, padahal sudah mulai kemoterapi juga. Sudah mulai kemoterapi (tapi) berkembangnya cepat,” ungkap Aji.
Penyakit tersebut akhirnya menjalar ke paru-paru, menyebabkan napasnya semakin berat. Kondisi Mpok Alpa mulai menurun drastis sekitar satu bulan sebelum meninggal dunia.
"Menyebar ke paru-paru, jadi napas berat. Drop-dropnya sebulan yang lalu,” tutur Aji.
Ia menambahkan, selama masa pengobatan, sang istri rutin menjalani perawatan setiap dua hingga tiga minggu sekali.