Top 5+ Rudal Canggih Iran yang Disebut Bisa Menembus Pertahanan Israel Saat Ini
- Fattah-1 dan Fattah-2: “Hipersonik” yang Kontroversial
- Qassem Bassir: Rudal Pintar dengan Panduan Optik
- Kheibar: Generasi Baru dengan Jangkauan 2.000 Kilometer
- Jihad: Kecepatan Tinggi dengan Penerbangan Rendah
- Paveh: Rudal Jelajah Lincah dengan Kemampuan Swarm
- Mengapa Israel Begitu Khawatir?
- Ringkasan Rudal Iran yang Jadi Sorotan
- Ancaman yang Mengguncang Stabilitas Regional

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian dunia tertuju pada kemajuan teknologi rudal Iran. Negeri yang kerap bersitegang dengan Israel dan Amerika Serikat ini terus memperkenalkan sistem senjata jarak jauh dengan kemampuan yang semakin maju. Tak heran, setiap kali ada uji coba atau peluncuran rudal baru, Israel selalu bersiaga penuh.
Lantas, apa saja rudal terbaru Iran yang disebut-sebut mampu menembus pertahanan udara berlapis milik Israel seperti Iron Dome, David’s Sling, hingga Arrow? Mari kita bahas satu per satu.
Fattah-1 dan Fattah-2: “Hipersonik” yang Kontroversial
Iran memperkenalkan Fattah-1 pada 2023 dengan klaim sebagai rudal balistik hipersonik. Dalam pernyataannya, Teheran menyebut rudal ini mampu melaju dengan kecepatan Mach 13–15, disertai kemampuan manuver di fase akhir untuk menghindari intersepsi.
Namun, analis pertahanan internasional menilai bahwa label “hipersonik” itu masih perlu diperdebatkan. Sebab, secara teknis, Fattah-1 lebih mirip rudal balistik jarak menengah dengan daya manuver terbatas. Walaupun begitu, potensi ancamannya tetap nyata, terutama jika diluncurkan dalam jumlah besar secara bersamaan.
Tak lama setelahnya, Iran meluncurkan Fattah-2 sebagai generasi terbaru. Rudal ini diklaim punya jangkauan hingga 1.400 kilometer. Dengan kombinasi kecepatan tinggi dan manuver pada fase re-entry, Fattah-2 dirancang untuk menembus sistem pertahanan canggih. Meski sebagian analis meragukan efektivitasnya, bagi Israel, kehadiran rudal ini tetap menambah kecemasan.
Qassem Bassir: Rudal Pintar dengan Panduan Optik
Pada Mei 2025, Iran memperlihatkan Qassem Bassir, rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat dua tahap. Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 1.200 kilometer, cukup untuk menjangkau berbagai titik strategis di Israel.
Keunggulan utamanya terletak pada sistem penuntun. Selain menggunakan navigasi inersial, rudal ini dilengkapi sensor elektro-optik dan inframerah pada fase terminal. Artinya, Qassem Bassir bisa mencari target dengan akurasi tinggi tanpa bergantung pada GPS. Dengan begitu, kemungkinan rudal salah sasaran menjadi lebih kecil.
Kombinasi antara bahan bakar padat—yang mempersingkat waktu persiapan peluncuran—dan sistem panduan canggih menjadikan Qassem Bassir sebagai salah satu senjata baru yang paling diperhatikan Israel.
Kheibar: Generasi Baru dengan Jangkauan 2.000 Kilometer
Masih di tahun 2023, Iran juga memperkenalkan Kheibar, versi terbaru dari seri Khorramshahr yang terkenal. Rudal ini sering disebut juga sebagai Khorramshahr-4.
Kheibar mampu menempuh jarak hingga 2.000 kilometer, menjadikannya salah satu rudal paling berbahaya dalam arsenal Iran. Dengan bobot hulu ledak mencapai 1.500 kilogram, rudal ini bisa membawa muatan peledak besar yang tentu sangat merusak bila menghantam target strategis.
Bagi Israel, rudal ini menambah daftar ancaman serius karena jangkauannya memungkinkan serangan langsung ke pusat-pusat vital tanpa harus diluncurkan dari perbatasan dekat.
Jihad: Kecepatan Tinggi dengan Penerbangan Rendah
Pada September 2024, giliran Jihad diperkenalkan ke publik. Rudal balistik ini memiliki jangkauan sekitar 1.000 kilometer dan mampu melaju hingga kecepatan Mach 8,5.
Yang membuatnya berbahaya bukan hanya kecepatannya, melainkan juga profil terbangnya. Jihad dirancang terbang pada ketinggian rendah, sehingga lebih sulit dideteksi radar sejak dini. Konsekuensinya, waktu reaksi sistem pertahanan musuh menjadi lebih singkat.
Dengan keunggulan ini, rudal Jihad menambah lapisan ancaman baru yang sulit diantisipasi Israel.
Paveh: Rudal Jelajah Lincah dengan Kemampuan Swarm
Selain rudal balistik, Iran juga mengembangkan rudal jelajah. Salah satunya adalah Paveh, yang diumumkan pada 2023. Rudal darat-ke-darat ini memiliki jangkauan hingga 1.650 kilometer dan ditenagai mesin turbo-jet.
Keunggulan Paveh terletak pada fleksibilitasnya. Rudal jelajah bisa terbang rendah, menghindari radar, dan melintasi rute berliku sebelum mencapai target. Selain itu, Iran mengklaim Paveh bisa digunakan dalam serangan swarm, yaitu peluncuran massal dengan koordinasi. Taktik ini dapat membuat sistem pertahanan udara kewalahan.
Jika Paveh diluncurkan bersamaan dengan rudal balistik lain, Israel akan menghadapi tantangan berat untuk mencegat semuanya sekaligus.
Mengapa Israel Begitu Khawatir?
Dari kelima rudal di atas, ada beberapa faktor utama yang membuat Israel harus selalu waspada:
Kecepatan dan Manuver
Fattah-1 dan Fattah-2 membawa ancaman karena kecepatannya sangat tinggi dan dilengkapi kemampuan manuver, sehingga sulit dikejar sistem intersep.Panduan Canggih
Qassem Bassir memperkenalkan sistem penuntun elektro-optik/inframerah, yang membuatnya lebih presisi dan sulit dibelokkan.Jangkauan Luas
Kheibar dengan 2.000 km dan Paveh dengan 1.650 km membuat hampir seluruh wilayah Israel berada dalam jangkauan serangan.Penerbangan Rendah
Jihad dan Paveh bisa terbang di ketinggian rendah, sehingga memperpendek waktu reaksi pertahanan.Serangan Massal
Kombinasi berbagai jenis rudal yang diluncurkan serentak berpotensi membuat sistem pertahanan berlapis Israel—seperti Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow—kelelahan menghadapi serangan terus-menerus.
Ringkasan Rudal Iran yang Jadi Sorotan
Jika dirangkum, berikut gambaran singkat rudal terbaru Iran:
1 / Fattah-2 Jarak 1.400 km, kecepatan tinggi, manuver akhir.
Qassem Bassir
Jarak 1.200 km, panduan optik canggih, berbahan bakar padat.Kheibar (Khorramshahr-4)
Jarak 2.000 km, hulu ledak besar.Jihad
Jarak 1.000 km, terbang rendah, sulit dideteksi.Paveh
Jarak 1.650 km, rudal jelajah lincah dengan kemampuan swarm.
Ancaman yang Mengguncang Stabilitas Regional
Dengan berbagai inovasi tersebut, Iran menunjukkan bahwa mereka tidak tinggal diam dalam mengembangkan teknologi pertahanan dan serangan. Meski sebagian klaim masih diperdebatkan, kombinasi jangkauan luas, kecepatan tinggi, serta sistem panduan canggih sudah cukup untuk membuat Israel dan sekutunya meningkatkan kewaspadaan.
Bagi kawasan Timur Tengah, keberadaan rudal-rudal baru ini tentu menambah ketegangan. Setiap uji coba bisa memicu respon keras dari Israel maupun negara Barat. Pada akhirnya, persaingan rudal antara Iran dan Israel bukan hanya persoalan militer, tetapi juga soal stabilitas regional yang sewaktu-waktu bisa terguncang.