Biaya Merakit Motor Listrik Balap, Lebih Hemat dari Motor Konvensional

motor listrik, drag race, road race, motor listrik balap, Biaya Merakit Motor Listrik Balap, Lebih Hemat dari Motor Konvensional

Fenomena motor listrik yang mampu menyalip motor sport 2-tak seperti Kawasaki Ninja 150 di lintasan drag race semakin membuat penasaran banyak penggemar otomotif.

Pertanyaannya, berapa sebenarnya biaya membangun motor listrik dengan spesifikasi balap yang bisa bersaing dengan motor bensin konvensional?

Yansen Huang, SPV Technical BRT, menjelaskan bahwa biaya untuk meracik motor listrik balap bisa lebih hemat dibanding motor sport bermesin bensin.

motor listrik, drag race, road race, motor listrik balap, Biaya Merakit Motor Listrik Balap, Lebih Hemat dari Motor Konvensional

Ilustrasi paket modifikasi motor listrik balap dari BRT

“Contoh baterai yang kita pakai untuk EV race tahun lalu itu kapasitas 72V50Ah. Itu sekitar Rp 18 juta untuk cost baterainya. Mesin kisaran Rp 5–10 juta. Rangka kalau ekonomis sekitar Rp 5–10 juta. Total Rp 28 juta sampai Rp 38 juta,” ujar Yansen, kepada Kompas.com (26/8/2025).

Jika dibandingkan dengan motor balap road race berbahan bakar bensin, biayanya relatif lebih rendah.

motor roadrace sekarang bisa dibangun dengan kisaran Rp 50–100 juta, kembali lagi tergantung part-part-nya,” ucap Yansen.

motor listrik, drag race, road race, motor listrik balap, Biaya Merakit Motor Listrik Balap, Lebih Hemat dari Motor Konvensional

Ilustrasi balap motor listrik

“Kalau motor listrik, biaya bisa ditekan lebih murah, bahkan ada yang bisa dibangun dengan budget pelajar kurang dari Rp 10 juta, karena part-part lebih sedikit dibanding mesin konvensional,” kata dia.

Dari sisi performa, motor listrik sudah cukup mumpuni untuk bersaing. Motor balap listrik umumnya menggunakan motor BLDC dengan daya lebih dari 5 kW hingga 10 kW, dipadu baterai berkapasitas besar sekitar 3,6 kWh.

“Untuk balap drag, saya rasa banyak yang sudah bisa kencang. Tapi belum ada limiter-limiternya dan standardisasi untuk dragnya. Jadi semua seperti open,” ujarnya.

Meski begitu, Yansen menyoroti ada tantangan pada sistem baterai motor listrik yang umumnya tidak dilengkapi pendingin seperti mobil listrik. Hal ini membuat waktu pengecasan menjadi lebih lama.

“Mengecasnya lama. Mungkin dengan charger 10A bisa 5–8 jam. Minusnya, baterai motor rata-rata tidak ada sistem pendingin seperti di mobil. Jadi pengecasan tidak bisa cepat seperti fast charging,” kata Yansen.

Dengan biaya yang relatif lebih terjangkau, ditambah performa yang sudah terbukti mampu menandingi motor bensin 2-tak di lintasan, motor listrik balap bisa menjadi opsi baru bagi para pecinta drag race.

Namun, regulasi dan standardisasi masih dibutuhkan agar pengembangannya bisa lebih sehat dan kompetitif di masa depan.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!