Menanti Kejelasan Subsidi Motor Listrik Tahun 2025

Industri motor listrik di Indonesia masih menunggu kepastian mengenai kelanjutan program subsidi dari pemerintah. Subsidi dipercaya bukan sekadar isu, tapi bentuk komitmen pemerintah untuk mempercepat adopsi motor listrik.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, menegaskan bahwa hingga saat ini, rencana subsidi motor listrik tahun 2025 belum terealisasi, meski wacananya sudah muncul sejak awal tahun.
“Sejak awal 2025, informasi mengenai subsidi motor listrik memang sudah disampaikan oleh Kementerian Perindustrian, bahkan sempat juga saya dengar dari Pak Airlangga,” ujar Budi, kepada Kompas.com (25/8/2025).
Pabrik motor listrik Alva berada di Kawasan Delta Mas, Cikarang.
“Jadi menurut saya ini bukan isu, hanya memang butuh proses dan waktu hingga bisa benar-benar diimplementasikan,” kata dia.
Aismoli sendiri sudah beberapa kali diajak berdiskusi dan menyampaikan usulan. Namun, keputusan akhir tetap berada di level pemerintah pusat.
“Ini butuh policy dari pimpinan, dalam hal ini adalah Presiden, atau Menko Perekonomian yang diberikan kewenangan. Kalau di zaman dulu kan Pak Luhut, yang menjadi leader semuanya agar kebijakan bisa berjalan. Jadi sekarang kami masih menunggu arahan lebih lanjut,” ucap Budi.
Keseruan pengunjung Jakarta Fair 2023 yang mencoba melakukan cek penerima subsidi motor listrik Rp 7 juta dari pemerintah
Kendati demikian, ketiadaan subsidi di tahun ini terbukti memengaruhi penjualan. Budi menilai, kondisi ini membuat banyak pabrikan “harap-harap cemas” menanti keputusan pemerintah.
“Kalau dari awal pemerintah tegas menyatakan subsidi tidak ada, industri pasti langsung menyusun strategi lain untuk bertahan. Tapi karena ada harapan subsidi kembali, banyak merek yang masih menunggu kejelasan,” ujarnya.
Meski begitu, Budi menekankan bahwa dukungan pemerintah tidak harus selalu dalam bentuk subsidi tunai.
Puluhan pengemudi ojek online menjajal motor listrik rakitan lokal, Davigo, dari Jakarta ke Bandung tanpa ngecas.
Insentif fiskal sebenarnya sudah ada, seperti pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Namun, insentif non-fiskal juga sangat penting, misalnya bebas ganjil-genap atau fasilitas dari pemerintah daerah yang bisa membuat masyarakat lebih tertarik menggunakan motor listrik.
Lebih jauh, Budi melihat bahwa percepatan adopsi motor listrik bisa memberi manfaat ganda bagi negara. Salah satunya adalah pengurangan beban subsidi BBM yang nilainya sangat besar setiap tahun.
“Kalau pertumbuhan motor listrik masif di berbagai daerah, otomatis konsumsi BBM akan berkurang. Itu artinya ada penghematan bagi negara, dan dana bisa dialihkan ke program prioritas lain,” kata Budi.
Hingga kini, pemerintah memang belum memastikan kapan subsidi akan kembali digulirkan. Namun, Aismoli berharap keputusan bisa segera diambil agar industri mendapatkan kepastian arah.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!