Purnawirawan Jenderal Polisi Ini Geram soal Kata-kata "Tolol"Ahmad Sahroni: Saya Sakit Hati

Nasdem, Ahmad Sahroni, Oegroseno, orang tolol sedunia, ahmad sahroni nasdem, Purnawirawan Jenderal Polisi Ini Geram soal Kata-kata

Ungkapan politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Ahmad Sahroni yang menyebut soal "orang tolol sedunia", membuat geram banyak pihak.

Salah satunya purnawirawan jenderal polisi yang juga eks Wakapolri Komjen Pol (Purn), Oegroseno.

Pihaknya juga ikut menanggapi pernyataan kontroversial dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni itu.

Purnawirawan jenderal polisi sakit hati

Nasdem, Ahmad Sahroni, Oegroseno, orang tolol sedunia, ahmad sahroni nasdem, Purnawirawan Jenderal Polisi Ini Geram soal Kata-kata

Eks Wakapolri, Arif Havas Oegroseno berpose setelah diwawancarai KOMPAS.com dalam program Gaspol di Gedung Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

Ahmad Sahroni sebelumnya menuai banyak sorotan setelah anggota DPR RI itu menyebut kata 'tolol' saat merespons desakan publik untuk membubarkan DPR.

Pernyataan tersebut dinilai Oegroseno sangat menyakiti hati masyarakat, termasuk dirinya.

"Sebagai Purnawirawan Polri, saya merasa sakit hati dengan ucapan itu. Saya ini juga bagian dari masyarakat Indonesia. Jadi, kalau masyarakat disebut tolol, saya juga termasuk di dalamnya," kata Oegroseno dikutip dari Instagram resminya pada Selasa (26/8/2025).

Oegroseno menilai ucapan itu sangat tidak pantas dilontarkan oleh Ahmad Sahroni sebagai wakil rakyat.

Semestinya, Sahroni menjadi teladan dengan bertutur kata dengan baik dan tidak melukai hati rakyat.

"Tidak sepantasnya orang yang dipilih rakyat, memberikan pernyataan ini," tulisnya.

Pernyataan politikus NasDem tersebut menuai kecaman di masyarakat setelah dirinya mengucapkan "orang tolol sedunia". 

Kronologi Ahmad Sahroni ucapkan "orang tolol sedunia"

Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni merespons kritik keras dari publik yang memunculkan desakan agar DPR dibubarkan.

Desakan itu mencuat seiring munculnya rincian gaji dan penghasilan anggota DPR yang dinilai fantastis hingga Rp 230 juta, namun dinilai tak diimbangi dengan kinerja anggota DPR. 

Di sisi lain, adanya kenaikan tunjangan bagi anggota DPR di tengah kondisi ekonomi yang sulit di masyarakat dianggap tidak pantas. 

Ahmad Sahroni lalu merespons desakan pembuaran DPR RI itu saat melakukan kunjungan kerja ke Polda Sumut pada Jumat (22/8/2025).

Sahroni menuturkan bahwa desakan untuk membubarkan DPR adalah sikap yang keliru. Ia bahkan ia menyebut pandangan ini sebagai mental orang tolol.

Sahroni mengingatkan bahwa boleh saja mengkritik DPR, mencacai maki dan komplain. Hanya saja harus punya adat istiadat dan sopan santun dalam menyampaikan kritik.

"Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita," ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).

Klarifikasi Ahmad Sahroni soal "orang tolol sedunia"

Ahmad Sahroni membantah dirinya bermaksud merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.

Ia bahkan mengeklaim, pernyataan "orang tolol sedunia" yang menuai kritik sesungguhnya bukan ditujukan kepada publik, melainkan pada cara berpikir pihak yang menilai DPR bisa begitu saja dibubarkan.

“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

“Tapi untuk spesifik yang gue sampaikan bahwa bahasa tolol itu bukan pada obyek, yang misalnya ‘itu masyarakat yang mengatakan bubar DPR adalah tolol’. Enggak ada itu bahasa gue,” imbuh dia.

Menurut dia, ucapannya dipahami keliru sehingga kemudian digoreng seolah-olah ditujukan kepada masyarakat.

Sahroni menegaskan, yang disorotinya adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota.

“Iya, masalah ngomong bubarin pada pokok yang memang sebelumnya adalah ada problem tentang masalah gaji dan tunjangan. Nah, kan itu perlu dijelasin bagaimana itu tunjangan, bagaimana itu tunjangan rumah. Kan perlu penjelasan yang detail dan teknis,” tutur Sahroni.

“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Eks Wakapolri Oegroseno Geram Ahmad Sahroni Sebut Masyarakat dengan Kata Kasar: Saya Sakit Hati, dan Sahroni Jelaskan soal "Orang Tolol Sedunia" Saat Respons Tuntutan Bubarkan DPR

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!