Deretan Kontroversi Nafa Urbach, Terbaru Dukung Kenaikan Gaji DPR Rp50 Juta

Nafa Urbach, artis sekaligus anggota DPR RI periode 2024–2029 dari Partai NasDem, kembali menjadi sorotan publik akibat sejumlah kontroversi yang mewarnai perjalanan kariernya di dunia politik.
Yang terbaru, pernyataannya mendukung kenaikan gaji anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan memicu polemik di kalangan masyarakat. Berikut adalah deretan kontroversi yang melibatkan Nafa Urbach, berdasarkan informasi dari sumber-sumber terpercaya.
1. Dukungan Kenaikan Gaji DPR Rp50 Juta
Pada 18 Agustus 2025, Nafa Urbach menjadi pusat perhatian setelah membela kebijakan penggantian fasilitas rumah dinas anggota DPR dengan tunjangan sebesar Rp50 juta per bulan. Dalam sebuah video yang diunggah ulang oleh akun @rumpi_gosip, ia menjelaskan bahwa tunjangan ini diperlukan karena banyak anggota DPR dari luar kota harus menyewa tempat tinggal di sekitar Senayan untuk memudahkan akses ke kantor.
“Dewan itu tidak dapat rumah jabatan, dikarenakan banyak sekali anggota dewan yang dari luar kota,” ujar Nafa Urbach.
“Supaya memudahkan mereka untuk ke kantor DPR, saya aja yang tinggalnya di Bintaro macetnya luar biasa ini udah setengah jam di perjalanan masih macet,” tambahnya.
Namun, pernyataan ini menuai kritik tajam dari warganet yang menilainya tidak peka terhadap realitas masyarakat biasa. Banyak yang membandingkan keluhan Nafa tentang kemacetan di Bintaro dengan perjuangan pekerja dari kota penyangga seperti Bogor atau Bekasi yang tidak mendapat tunjangan serupa.
2. Tuduhan Terlibat Kasus Obat Keras
Pada November 2023, Nafa Urbach terseret kontroversi setelah namanya dikaitkan dengan kasus obat keras di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Kabar ini menyebar luas di media sosial, memicu spekulasi publik.
Namun, Nafa segera memberikan klarifikasi melalui unggahan di Instagram pribadinya, menegaskan bahwa ia hanya mengonsumsi Neuralgin, obat yang dijual bebas tanpa resep dokter.
“Neuralgin obat andalanku, jujur itu gak pake resep dokter pak krn dijual bebas,” tegas Nafa, seperti dilansir Viva.co.id.
Klarifikasi ini berhasil meredam isu, tetapi tetap meninggalkan perbincangan di kalangan warganet.
3. Kesalahan Berbicara di Rapat DPR
Tak lama setelah dilantik sebagai anggota DPR pada Oktober 2024, Nafa Urbach kembali menuai sorotan karena mengaku melakukan kesalahan saat berbicara dalam rapat resmi. Dalam unggahan Instagram pada 4 Oktober 2024, ia mengungkapkan kegugupannya hingga salah menyebut gelar seseorang, menyebut “dokter” alih-alih “doctor”.
“Kejadian setelah salah ngomong di rapat saking groginya, harusnya doctor jadi dokter. Padahal yang dampingin saya dua orang profesor dan doctor semua, mohon maaf atas kegrogian ini yaah teman-teman,” tulisnya.
Meski mendapat dukungan dari sebagian warganet yang menganggapnya sebagai proses adaptasi, ada pula yang mengkritiknya karena dianggap kurang siap menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.
4. Kritik atas Layanan BPJS Kesehatan
Pada Februari 2025, Nafa Urbach menyuarakan kemarahannya terhadap layanan BPJS Kesehatan di Magelang, Jawa Tengah, yang dinilainya lambat dan tidak memuaskan. Sebagai anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan, ia menyoroti isu ini di media sosial, memicu perhatian publik.
Namun, sebagian warganet menganggap aksinya lebih sebagai pencitraan ketimbang upaya nyata menyelesaikan masalah, terutama karena ia kerap mempublikasikan kegiatannya sebagai anggota DPR.
“Gak usah semua kegiatan dipublish. Kalau kinerjanya bagus, gak usah dipublish juga akan berdampak,” tulisnya.
5. Kontroversi Video Deepfake
Pada September 2024, sebuah video yang mengklaim Nafa Urbach membagikan uang belasan juta kepada pengikutnya di TikTok menyebar luas. Namun, setelah ditelusuri, video tersebut dinyatakan 99,4% merupakan deepfake yang dibuat menggunakan teknologi AI.
Video asli yang ditemukan di Instagram Nafa ternyata berisi ucapan Hari Lahir Pancasila, bukan pembagian uang. Insiden ini menambah daftar kontroversi yang menyeret namanya, meski Nafa tidak terlibat langsung dalam penyebaran video tersebut.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang penyalahgunaan teknologi AI untuk menyebarkan informasi palsu, dengan warganet mempertanyakan perlindungan terhadap reputasi publik figur seperti Nafa.