Anak dengan Daddy Issue, Apa yang Terjadi Saat Mereka Dewasa?

Ilustrasi ayah
Ilustrasi ayah

 Setiap anak membutuhkan figur ayah yang hadir secara emosional maupun fisik dalam proses tumbuh kembangnya. Namun, tidak semua anak mendapatkan peran tersebut secara utuh. 

Ketidakhadiran, ketidakpedulian, atau bahkan hubungan yang penuh konflik dengan ayah dapat meninggalkan luka batin yang terbawa hingga dewasa. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah daddy issue.

Meski istilah tersebut sering dipakai secara santai di media sosial, kenyataannya daddy issue bukan sekadar lelucon. Ia dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dalam berbagai aspek, mulai dari rasa percaya diri hingga hubungan romantis. 

Tanpa disadari, pengalaman masa kecil yang kurang sehat ini bisa terbawa ke cara seseorang berinteraksi, membuat keputusan, hingga memandang diri sendiri di masa depan.

Lalu, apa saja dampak nyata yang bisa muncul ketika anak memiliki daddy issue saat dewasa? Berikut penjelasannya.

1. Sulit Memercayai Orang Lain

Anak yang tumbuh tanpa dukungan atau perhatian dari ayah sering kali kesulitan menaruh kepercayaan penuh kepada orang lain. Hal ini bisa membuat mereka lebih waspada atau bahkan terlalu curiga dalam menjalin hubungan.

2. Cenderung Mencari Validasi

Kurangnya kasih sayang dari figur ayah dapat membuat seseorang selalu merasa butuh pengakuan dari orang lain. Mereka bisa menjadi pribadi yang terus mencari validasi agar merasa berharga, baik dalam hubungan pertemanan, pekerjaan, maupun percintaan.

3. Pola Hubungan Romantis Tidak Sehat

Banyak penelitian psikologi menunjukkan bahwa daddy issue dapat memengaruhi pola hubungan romantis. Misalnya, seseorang bisa terjebak pada hubungan yang tidak sehat, bergantung berlebihan pada pasangan, atau sebaliknya, menghindari komitmen karena takut terluka.

4. Rasa Percaya Diri yang Rendah

Anak yang tumbuh tanpa apresiasi atau dukungan ayah berisiko memiliki harga diri rendah. Mereka bisa merasa tidak cukup baik, tidak layak dicintai, atau sulit menerima keberhasilan diri sendiri.

5. Masalah dalam Regulasi Emosi

Daddy issue juga dapat berdampak pada kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi. Mereka mungkin lebih mudah tersulut, merasa cemas berlebihan, atau kesulitan mengekspresikan perasaan secara sehat.

6. Potensi Trauma Intergenerasional

Jika tidak disadari, luka batin akibat daddy issue bisa terbawa hingga ke pola pengasuhan anak mereka di masa depan. Hal ini berisiko melahirkan siklus trauma yang berulang dari satu generasi ke generasi berikutnya.

7. Rentan Mengalami Gangguan Mental

Dalam jangka panjang, daddy issue yang tidak ditangani dapat memicu gangguan mental seperti depresi, kecemasan, hingga attachment disorder. Kondisi ini membuat kualitas hidup menurun dan butuh pendampingan profesional untuk pemulihan.

Daddy issue bukan hanya sekadar istilah populer, melainkan kondisi serius yang bisa meninggalkan bekas mendalam pada kehidupan seseorang ketika dewasa. 

Dampaknya mencakup berbagai aspek, mulai dari kepercayaan diri, hubungan romantis, hingga kesehatan mental.

Jika Anda atau orang terdekat merasa memiliki tanda-tanda tersebut, penting untuk tidak ragu mencari bantuan. Konsultasi dengan psikolog atau terapis dapat membantu mengurai luka batin, memperbaiki pola pikir, serta membangun hubungan yang lebih sehat di masa depan.