Bernapas Lewat Mulut Ternyata Berbahaya, Terutama Buat Anak dan Remaja

Manusia selama hidupnya tidak akan berhenti bernapas. Secara normal manusia bernapas melalui hidung namun ada beberapa yang melalui mulut.
Ternyata bernapas melalui mulut, baik saat beraktivitas maupun saat tidur, bisa berdampak signifikan terhadap kesehatan gigi, rahang, dan bentuk wajah, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Dokter gigi spesialis ortodontis di Bethsaida Hospital Dental Center, drg. Fauzia Adhiwidyanti, Sp.Ort., menjelaskan, kebiasaan bernapas melalui mulut yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar, biasanya terjadi karena adanya kesulitan bernapas melalui hidung.
“Saat aliran udara melalui hidung berkurang, sisa udara akan dipaksakan keluar melalui mulut. Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, maka akan ada risiko terjadinya masalah gigi dan rahang di masa depan,” ujar drg Fauzia dalam keterangannya, dikutip Senin 1 September 2025.
Mengapa Bernapas Lewat Mulut Bisa Terjadi?
Menurut drg. Fauzia, kebiasaan ini umumnya disebabkan oleh gangguan pada rongga pernapasan atas, yang mengurangi aliran udara melalui hidung sehingga tubuh secara otomatis menggunakan mulut sebagai jalan keluar udara. Beberapa faktor yang sering menjadi penyebabnya antara lain:
- Alergi, sinusitis, atau pilek berkepanjangan yang menyumbat hidung
- Pembesaran tonsil (amandel) yang menghalangi saluran pernapasan
- Bentuk hidung yang tidak normal, seperti penyempitan rongga hidung
Ketika masalah ini terjadi pada anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan, dampaknya bisa lebih signifikan.
“Kebiasaan bernapas melalui mulut pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan lengkung gigi atas menjadi sempit, gigi maju, gigitan terbalik di gigi belakang, atau gigitan terbuka di gigi depan yang menyulitkan aktivitas pengunyahan maupun memotong makanan,” jelas drg. Fauzia.
Selain itu, dampak lainnya adalah:
- Mulut kering akibat berkurangnya produksi saliva, sehingga kebersihan mulut terganggu yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gigi berlubang dan penyakit gusi (periodontal)
- Gangguan perkembangan wajah, terutama pertambahan vertikal sepertiga bawah wajah, yang dikenal sebagai kondisi long face.
“Perawatan ortodontik dapat membantu memperbaiki posisi gigi, memotivasi pasien untuk bernapas lewat hidung, serta mencegah risiko komplikasi jangka panjang,” jelasnya.
Perawatan ini penting dilakukan sejak dini, terutama bagi anak-anak, agar pertumbuhan gigi dan wajah tetap optimal.
“Dengan penanganan tepat, kita tidak hanya memperbaiki gigitan dan estetika gigi, tetapi juga meningkatkan kesehatan mulut, bentuk wajah dan kualitas hidup anak,” tambah drg. Fauzia.
Tanda-tanda yang Perlu Diwaspadai
Seseorang yang memiliki kebiasaan bernafas lewat mulut sehari-hari dapat memperhatikan beberapa gejala, seperti:
- Mulut kering saat bangun tidur
- Mendengkur atau tidur dengan mulut terbuka
- Pada anak, wajah terlihat memanjang, lingkaran hitam disekitar mata, lubang hidung sempit dan suara sengau atau tidak jelas saat berbicara.
Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera dilakukan konsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodontis untuk pemeriksaan dan solusi yang tepat.
Solusi dan Penanganan
Perawatan yang dapat dilakukan dokter ortodontis meliputi:
- Perawatan ortodontik untuk memperbaiki posisi gigi, rahang dan mencegah long face
- Terapi kebiasaan seperti latihan pernafasan dan edukasi cara bernapas yang benar
- Kolaborasi dengan spesialis lain, seperti dokter THT, dokter anak maupun speech therapist jika ada masalah medis yang mendasari.
Dengan kombinasi ini, pasien tidak hanya mendapatkan gigi yang sehat dan rapi, tetapi juga postur wajah lebih seimbang, tidur lebih nyenyak, dan kualitas hidup lebih baik.
“Di Bethsaida Hospital Dental Center, kami memiliki tim dokter spesialis ortodontis yang kompeten dan berpengalaman. Layanan kami dilengkapi dengan fasilitas modern, nyaman, dan mendukung setiap pasien dalam mendapatkan perawatan yang optimal. Kami percaya, perawatan ortodontik tidak hanya memperbaiki gigi, tetapi juga meningkatkan kesehatan mulut dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan,” ujar dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.